MAJE - Dalam rangka mencegah tindakan kekerasan dan bullying di Pondok Pesantren (Ponpes) Kecamatan Maje. Kantor Urusan Agama (KUA) Maje dalam waktu dekat ini akan melakukan monitoring ke sejumlah Ponpes di Kecamatan Maje.
Monitoring ini, untuk melihat dan memastikan kondisi santri di Ponpes aman dari tindak kekerasan dan bullying. Gerakan ini sebagai upaya antisipasi kasus bullying dan kekerasan yang sedang hangat menjadi perbincangan di sejumlah Ponpes di Indonesia.
Plt Kepala KUA Maje Saugus Mariade Fusda, S.Th.I mengatakan, kegiatan ini merupakan antensi dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Untuk memastikan tidak ada tindakan kejahatan fisik maupun non fisik terhadap santri.
Gerakan ini diharapkan dapat membawa pesantren semakin ramah anak, serta membawa keamanan dan kenyamanan bagi santri yang sedang menimba ilmu.
"Kami belum berani menyebutkan kapan pasti kunjungan ke Ponpes. Karena kami sedang mempersiapkan jadwal tersebut dan pembentukan tim monitoring. Tapi kami usahakan dalam bulan ini, akan dilaksanakan monitoring ke Ponpes," ujarnya.
BACA JUGA:KemenPAN-RB Evaluasi SAKIP Bengkulu, Menurut Gubernur, Ini Manfaatnya
BACA JUGA:SPDP Kasus Asusila Meningkat, Harus Menjadi Perhatian, Ini Kata Kajari
Lanjutnya, monitoring ini nanti, bukan sebatas melihat dan mengecek kondisi santri. Tapi kami akan memberikan sosialisasi seputar bahaya bullying dan kekerasan.
Sebagaimana tugas mereka dalam menjaga keamanan dan kenyamanan santri dan santriwati di wilayah Kecamatan Maje.
Dikatakannya, Bullying adalah tindakan kejahatan dengan penindasan yang disengaja dilakukan. Oleh satu orang atau satu kelompok kepada satu orang atau kelompok yang lemah.
Tujuannya untuk menyakiti korban secara terus menerus. Saugus percaya, bahwa Ponpes di Kecamatan Maje tidak ada kejahatan dengan kekerasan maupun bullying.
Walaupun demikian, monitoring harus tetap dilakukan karena ini merupakan perintah.
"Adapun banyak jenis-jenis bullying. Ini harus dipahami dan dicegah dengan maksimal. Langkah – langkah terbaik akan kami lakukan di Ponpes, tentunya harus mendapatkan dukungan dari semua pihak,” tuturnya.
Tambah dia, jenis bullying dengan kontak verbal langsung seperti memanggil nama orang tua, merendahkan dan lainnya.