Rinciannya ternak sapi 4.095 ekor dan ternak kerbau 1.566 ekor.
Untuk sebaran terbanyak ada di Pino Raya, Pino, Bunga Mas, Manna dan Kota Manna.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil BS/Kaur Barli Halim, SE mengingatkan, penyakit ngorok pada ternak sapi dan kerbau ini harus mendapat perhatian serius pemerintah.
Barli juga mengingatkan, agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang cepat dan maksimal agar serangan ngorok tak semakin meluas.
BACA JUGA:Cek Perbandingan Gaji PNS Setelah Mengalami Kenaikan dan Sebelum Kenaikan 8 Persen
Menurutnya, banyaknya ternak sapi dan kerbau yang mati, tentu ini mendatangkan kerugian besar bagi masyarakat pemilik para ternak tersebut.
Selain itu, juga memengaruhi ketersediaan hewan ternak sebagai stok daging untuk kebutuhan masyarakat yang ada di Kabupaten BS.
Saran dari Barli, Pemkab BS gencar melakukan isolasi terhadap ternak-ternak masyarakat.
Seluruh ternak dikandangkan lalu diberikan suntik vitamin dan vaksin.
BACA JUGA:Jadi Tunggangan Presiden Prabowo, Maung Garuda Simbol Kekuatan dan Ketangguhan!
Pemkab BS juga diminta melakukan pencegahan penyakit ngorok lebih ketat lagi yakni, menutup akses ternak sapi dan kerbau dari luar kabupaten masuk ke BS.
Mengingat, penyebaran penyakit tersebut salah satunya dari ternak luar daerah.
Oleh karena itu, cara efektif mencegah adalah perketat pintu perbatasan.
"Ini kan sebaran penyakit sudah sangat parah. Makanya, langkah yang perlu dilakukan ada 2 hal yakni, ternak dikandangkan, dan perketat pintu masuk ke Bengkulu Selatan," tegasnya.
BACA JUGA:Tertarik Memelihara Ikan Guppy, Yuk Simak Keunikan dan Ciri Khasnya di Sini!
Ditepat terpisa, Anggota DPRD BS Nisan Denni Purnama S.IP menyebutkan, Pemkab BS sendikit terlambat dalam pencegahan penyakit ternak tersebut.