Bubur Jewawut Khas Bengkulu, Menu Buka Puasa Gizi Tinggi, InI Resep dan Cara Membuatnya!

Resep bubur jewawut khas Bengkulu-sumber foto: Koranradarkaur.id-

KORANRADARKAUR.ID – Salah satu makanan bergizi yang cocok dikonsumsi saat berbuka puasa adalah bubur jewawut. Bubur jewawut khas dari Provinsi Bengkulu, salah satu makanan menu buka puasa gizi tinggi. Yuk simak di sini resep membuat bubur jewawut khas Bengkulu!

Bulan Ramadan adalah waktu yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satu momen paling dinanti selama bulan suci ini adalah berbuka puasa. 

Di Indonesia, tradisi berbuka puasa sering kali dihiasi dengan sajian makanan khas daerah yang memiliki cita rasa unik dan penuh kehangatan. 

Salah satu daerah yang menyimpan kekayaan kuliner tradisional adalah Provinsi Bengkulu. 

Bengkulu tidak hanya memiliki sejarah yang menarik, tetapi juga ragam makanan khas yang sangat cocok untuk dinikmati saat berbuka puasa.

Makanan khas Bengkulu terkenal dengan cita rasanya yang autentik, kaya rempah dan menggugah selera.

Salah satu sajian khas Bengkulu yang cocok dinikmati saat berbuka puasa adalah bubur jewawut. Hidangan ini terbuat dari bahan utama biji jewawut, yang dalam bahasa lokal Bengkulu dikenal dengan nama sekoi.

BACA JUGA:Inilah 9 Sajian Khas Nusantara Cocok untuk Menu Buka Puasa, Ada Favorit Mu?

BACA JUGA:Inilah Makanan Khas Provinsi Palembang yang Cocok Jadi Menu Buka Puasa! No 1 Wajib Ada

Makanan dengan nama unik ini memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh. Bahkan, biji jewawut dinilai memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan jagung atau beras. 

Menariknya, bubur jewawut biasanya hanya tersedia selama bulan Ramadan, menjadikannya kuliner musiman yang selalu dicari masyarakat.

Jewawut atau sekoi adalah tanaman yang juga banyak dikonsumsi di berbagai wilayah Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Pulau Buru, hingga Jawa Tengah. 

Secara fisik, tanaman ini sekilas mirip dengan gandum, namun memiliki perbedaan, salah satunya adalah jewawut yang jarang memiliki anakan. Biji jewawut sendiri memiliki variasi warna seperti kuning, keabuan, hingga merah.

Di sejumlah daerah, biji jewawut dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya, di Polewali Mandar (Sulawesi Barat) disebut tarreang, di Pulau Buru (Maluku) dikenal sebagai hotong, di Numfor (Papua) disebut pokem, di Bima dikenal sebagai witi, dan di Bengkulu dinamakan sekoi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan