Paket Lengkap! Bengkulu Miliki 10 Objek Pemajuan Kebudayaan, Kaur Sumbang Permainan Tradisional
Olahraga sehadang atau setutur di Kaur adalah salah satu dari 10 objek pemajuan kebudayaan yang ada di Bengkulu.- Sumber foto: koranradarkaur.id-
BENGKULU - Masyarakat Bengkulu harus berbangga hati. Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Bengkulu menyebut, provinsi berjuluk Bumi Rafflesia ini memiliki 10 objek pemajuan kebudayaan.
Hal tersebut menjadikannya salah satu daerah dengan objek pemajuan kebudayaan terlengkap di Indonesia.
Kepala BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung Nurmantyas menyampaikan, 10 objek pemajuan kebudayaan yang dimiliki Provinsi Bengkulu itu.
Kesepuluh objek tersebut yakni tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.
"10 jenis objek pemajuan kebudayaan ini semuanya ada di Bengkulu. Karenanya Bengkulu disebut salah satu daerah di Indonesia yang lengkap objek pemajuan kebudayaan," kata Nurmantyas, Selasa 6 Agustus 2024.
BACA JUGA:Penyelidikan Kasus Replanting, Jaksa Periksa Kepala Dinas dan 14 Orang Saksi Lainnya
Diungkapkannya pula, dimilikinya 10 objek pemajuan kebudayaan oleh Provinsi Bengkulu. Menjadi salah satu alasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Menempatkan kantor BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung dj Provinsi Bengkulu, tepatnya di Jalan Zainul Arifin No.2 Kelurahan Padang Nangka Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu.
"Karena alasan ini pula maka kantor BPK wilayah VII dipusatkan di Bengkulu. Bukannya di Lampung," ujarnya.
BACA JUGA:Mantan Bupati dan Mantan Ketua DPRD Bakal Lawan Gusnan Mulyadi di Pilkada Bengkulu Selatan
Dia lalu menjelaskan kesepuluh objek pemajuan kebudayaan yang ada di Provinsi Bengkulu. Pertama, tradisi lisan.
Ini adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara lain sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya.
"Beberapa diantara tradisi lisan di Bengkulu itu adalah tradisi rejung, guritan, betadut, betembang," kata Kepala BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung.
Kedua, manuskrip. Ini adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, seperti serat, babad, kitab dan catatan lokal lainnya.