Harga TBS di PT APLS Murah, Ditambah Aturan Aneh Perusahaan, Merugikan Supir!

BAHMAN/RKa DATANGI: Supir pengangkut TBS berkumpul mendatangi PT.APLS di Desa Beriang Tinggi Kecamatan Tanjung Kemuning, Jumat 17 Mei 2024.--

“Harganya sangat berbeda dengan pabrik yang ada di Kaur diatas Rp 2.000/Kg. Puluhan para supir kini tuntut kenaikan harga pada perusahaan,” terangnya.

Harga TBS yang jauh dari perusahaan lain di Kaur, berimbas dengan penghasilan para supir. Selain itu, satu mobil plat yang sama hanya bisa mengangkut satu kali dan tidak boleh dua kali. Kecuali ganti mobil yang beda platnya.

“Akibat TBS harganya dianggap semena-mena oleh pihak perusahaan sangat merugikan para petani dan supir angkut TBS,” tuturnya.

Seperti diketahui, Kades bersama para supir dan pihak terkait serta pihak perusahaan sudah melakukan hearing dengan pihak Pemda Kaur dan Polres Kaur baru-baru ini. Meminta agar harga TBS dinaikan seperti harga perusahaan yang ada di Kaur. 

BACA JUGA:Didatangi Ketua Pengadilan Tinggi Bengkulu di Ruang Kerjanya, Bupati Bengkulu Selatan Harapkan Ini

Lalu aturan baru yang disampaikan pihak perusahaan belum mendapat persetujuan Pemda Kaur. Kini perusahaan sudah mengeluarkan aturan yang membuat para supir kesal.

“Bila harga tidak kunjung naik dan aturan yang baru tidak dicabut maka, para supir akan melakukan aksi menuntut harga TBS naik, akan beramai-ramai mendatangi perusahaan,” tuturnya.

Terpisah, Kades Tanjung Bulan Egiv Aprizan menuturkan, keberadaan perusaan PT.ASPL di desa penyangga tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya.

Kini sudah menimpah para supir dengan aturan baru dan harga TBS jauh dibandingkan dengan pabrik yang lain. Tentu sangat merugikan supir dan juga petani. 

BACA JUGA:INDEKS KETIMPANGAN GENDER 2023, KABUPATEN BENGKULU SELATAN GAGAL

“Para supir sangat kesal dengan sikap perusahaan yang hingga kini harga TBS tidak kunjung naik. Selain itu, petani sawit sudah lama mengeluhkan harga TBS,” sampainya.

Lanjutnya, sejak bergantinya pimpinan di perusahaan, hal inilah yang membuat dampak besar bagi masyarakat desa penyangga. Kini bukannya menguntungkan namun sangat merugikan petani dan para supir.

Apa bila pihak perusahaan tidak mengindahkan apa yang menjadi keluhannya maka, para supir akan beramai-ramai mendatangi perusahaan.

“Puluhan supir angkut TBS mendatangi PT.ASPL dengan harapan, apa yang diwakilkan melalui Kades pada perusahaan dapat diatasi tentang keluhan selama ini,” harapnya.

BACA JUGA:Kasus HIV/Aids yang Terbanyak di Bengkulu, Rejang Lebong Mengkhawatirkan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan