Soeharto Belum Ditetapkan Pahlawan Nasional, Ini Pesannya kepada Yusril Jelang Wafat
Pesan Soeharto kepada Yusril jelang wafat. Sumber foto: koranradarkaur.id--
KORANRADARKAUR.ID - Selama lebih dari tiga dekade, sejak 1966 hingga 1998, kepemimpinan Indonesia berada di bawah kendali Soeharto.
Namun, setelah ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 di tengah gejolak Reformasi, wacana pemberian gelar pahlawan nasional kembali mencuat.
Usulan ini menimbulkan pro dan kontra, sekaligus mengingatkan publik pada rekam jejak panjang sang mantan presiden yang masih menjadi perdebatan hingga kini.
Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, hingga kini belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional meski dinilai memiliki jasa besar bagi bangsa.
Di balik perjalanan hidupnya, terdapat kisah menarik menjelang akhir hayatnya yang diungkap Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra.
BACA JUGA:Mengapa Soeharto Tidak Ikut Diculik dalam Peristiwa G30S/PKI? Benarkah Soeharto Sudah Tahu
Yusril menceritakan, sebelum wafat, dirinya sempat dipanggil ke rumah sakit untuk menemui Soeharto.
Kondisi kesehatan mantan presiden yang dikenal dengan sebutan Bapak Pembangunan itu sudah sangat lemah.
Dimana saat itu, kondisi Soeharto sudah sangat memprihatinkan dengan kabel-kabel yang menempel di tubuhnya.
Namun demikian, meski kondisi kesehatan Soeharto kian memburuk, statusnya sebagai terdakwa dalam kasus dugaan korupsi tetap melekat dan tidak serta-merta dicabut.
Dalam sebuah wawancara, Yusril menceritakan saat dirinya dipanggil oleh Presiden Soeharto menjelang wafat. Pesan itu disampaikan Soeharto lewat putrinya, Mamiek.
Dalam pertemuan tersebut, Soeharto memohon kepada Yusril agar status terdakwa dalam kasus dugaan korupsi yang masih melekat padanya dapat segera dihentikan.
Pasalnya, pak Harto sudah sangat tidak berdaya dan mendekati nafas terakhirnya.
BACA JUGA:4 Benda Pusaka Soeharto yang Dipercaya Mempunyai Kesaktian, Simak di Sini!