Diharap dapat Tumbuh Menjadi Kekuatan Ekonomi Baru, Ada 4 Tantangan Serius Pada Koperasi Merah Putih
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat dari Fraksi PPP, H. Arief Maoshul sebutkan ada empat tantangan koperasi merah putih-Sumber foto: Koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID – Program Koperasi Merah Putih yang diinisiasi untuk memperkuat ekonomi desa dinilai memiliki potensi besar dalam memberdayakan masyarakat dan memotong rantai pasok pertanian.
Namun, di balik ambisi tersebut, sejumlah tantangan serius turut mengemuka dan perlu diantisipasi sejak dini agar tidak menghambat tujuan program.
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat dari Fraksi PPP, H. Arief Maoshul menilai program ini sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya petani.
BACA JUGA:Jakarta Pembentukan Koperasi Merah Putih Paling Tepat, Begini Kelebihan Utamanya
BACA JUGA:Menteri Koperasi Raih Penghargaan Tokoh Penggerak Koperasi Desa Merah Putih
Koperasi Merah Putih diyakini bisa menjadi alat pemberdayaan ekonomi lokal yang efektif.
Meski demikian, Arief menegaskan bahwa pelaksanaan program ini harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena berpotensi menimbulkan berbagai persoalan di lapangan.
Setidaknya terdapat empat tantangan utama yang disoroti Arief.
BACA JUGA:Koperasi Merah Putih Syariah Mekarjaya Diresmikan, Jadi Harapan Baru Ekonomi Desa
BACA JUGA:Pembentukan 83 Persen Koperasi Desa Merah Putih di Bengkulu Tengah Siap Beroperasi
Pertama, adanya potensi tumpang tindih kelembagaan antara Koperasi Merah Putih dengan badan usaha desa yang sudah ada, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Hal ini bisa menyebabkan kebingungan peran, fungsi, dan kewenangan antar lembaga di tingkat desa.
Tantangan kedua adalah risiko penyalahgunaan dana koperasi.
Tanpa sistem pengawasan yang kuat, dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan bersama dapat disalahgunakan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu, terutama jika tidak ada transparansi dalam pengelolaan keuangan koperasi.