Penyakit Ngorok di Kaur Mengganas, Kerbau Warga Kembali Mati
Penyakit ngorok mengganas, Jumat pagi 11 Oktober 2024 sudah enam ekor kerbau mati-Sumber Foto: IST/RKa-
TANJUNG KEMUNING – Binatang ternak berupa kerbau milik warga kembali banyak yang mati ini akibat penyakit ngorok mengganas, Jumat pagi 11 Oktober 2024 sudah enam ekor kerbau mati.
Kades Tanjung Kemuning 2 Dandi mengatakan, diminta dengan warga agar ternak harap dikandangkan karena virus ini semain mewabah. Untuk sementara di desanya belum ada yang mati namun di Desa Selika 2 ada dua ekor kerbau yang mati masih menyusui.
Selain itu, di Desa Aur Ringit ada empat ekor mati mendadak setelah mengalami ngorok. Kerbau mati sudah beberapa hari ini bila dijumlahkan sudah puluhan kerbau.
Bila ini belum ada penanganan khusus dari pemerintah Kaur bisa saja terus bertambah banyak dan bahkan akan mewabah virus ngorok di kecamatan yang ada di Kabupaten Kaur.
“Kami minta secepatnya mendapat penanganan dari pemerintah bagian perternakan agar ternak milik warga tidak ada lagi yang mati,” pintanya.
Terpisah, Marsono (48) warga Desa Padang Kedondong menuturkan, dengan banyak kerbau yang mati begitu merugikan pemiliknya. Namun kalau belum mendapatkan penanganan khusus, maka bisa bertambah banyak kerbau mati.
BACA JUGA:Di Kabupaten Kaur, Banyak Kerbau Mati Mendadak
BACA JUGA:Musim Tanam Padi, Ternak Mati Mendadak, Apakah Makan Racun?
“Waktu ngobrol di Pekan Sabtu Aur Ringit ada empat kerbau yang mati tapi pemiliknya belum diketahui,” sampainya.
Hal ini tentu membuat warga semakin gerah melihat kerbau banyak yang mati bahkan pemiliknya banyak yang belum diketahui. Sementara yang baru mati empat ekor dan ditambah dua ekor belum tahu siapa pemiliknya yang jelas. Kerbau mati harus dibuang jauh ke hutan atau dikubur supaya tidak mengalami bau yang menyengat.
Mungkin karena hewan ternak ini dibiarkan berkeliaran sehingga pemiliknya tidak mengakuinya. Penyakit virus ngorok ini sudah pernah terjadi yang membuat banyak kerbau yang mati.
Penyakit yang datang tiba-tiba dialami kerbau ini sepertinya menular dengan kerbau yang lain. Sebab baru-baru ini sudah banyak kerbau yang mati.
Sedangkan Sutarjo (50) warga Selika 1 mengakui, kerbau mati akibat penyakit ngorok, sebagai warga tidak mengetahui karena begitu belum paham terhadap penyakit yang menimpa ternak.
“Mudah-mudahan penyakit ini tidak menular lagi sebab kerbau warga di wilayah Tanjung Kemuning begitu banyak yang berkeliaran,” sebutnya. *