Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Antrian BBM di Kaur Mengular, Ngantri Hingga Subuh, Pengisian Dibatasi

Anggota Polres Kaur Polda Bengkulu melakukan pengawasan antrian BBM di SPBU Bintuhan, Selasa 27 Mei 2025, Sumber foto : UJANG/RKa--

MAJE – Antrian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Air Numan Desa Suka Menanti Kecamatan Maje Kabupaten Kaur kembali mengular, pada Selasa 27 Mei 2025.

Pengendara roda dua dan roda empat tampak memadati jalan hingga mencapai jembatan Sungai Air Numan, menunggu giliran untuk mendapatkan pasokan BBM jenis Pertalite.

Kondisi ini terjadi akibat kelangkaan BBM yang sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Kaur.

Masyarakat yang khawatir kehabisan bahan bakar terpaksa datang lebih awal untuk memastikan bisa mendapatkan jatah. Bahkan, sejumlah warga dilaporkan telah mulai mengantri sejak pukul 12.00 WIB dini hari.

Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan memanjang hingga ratusan meter. Para pengendara tampak sabar menunggu meski harus berpanas-panasan di bawah terik matahari. Beberapa warga juga mengaku membawa bekal makanan dan minuman karena khawatir menunggu terlalu lama.

Sementara itu, pasokan BBM sebanyak 16 ton lebih diketahui telah tiba dan mulai disalurkan ke SPBU. Namun karena tingginya permintaan dan keterbatasan pasokan, kondisi antrean diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Warga berharap agar distribusi BBM segera normal kembali.

BACA JUGA:Ketersediaan BBM di SPBU Air Numan Maje Melimpah untuk Lebaran 2025

Berdasarkan informasi yang dirangkum Radar Kaur (Rka). Pembelian minyak di SPBU dilakukan pembatasan, untuk roda empat itu hanya diberikan 25 liter sedang roda dua hanya 5 liter.

Ivan (25), warga Desa Tanjung Baru Kecamatan Maje mengungkapkan, kesulitannya dalam memperoleh BBM jenis Pertalite. Dia mengaku, sudah beberapa kali harus membeli BBM di tingkat eceran dengan harga yang cukup tinggi.

“Saat ini susah pak cari BBM. Di SPBU pun cepat habis, belum lagi harus antre panjang. Kalaupun ada, jumlahnya sedikit dan tidak cukup untuk semua,” ungkap Ivan.

Dia menambahkan, harga Pertalite di kios-kios eceran bervariasi dan tergolong tinggi, yakni berkisar antara Rp 14 ribu hingga Rp 20 ribu per liter. Kondisi ini jelas sangat memberatkan masyarakat, terutama mereka yang mengandalkan kendaraan untuk bekerja sehari-hari.

Dia berharap agar pasokan BBM dapat segera dinormalkan dan distribusinya ditingkatkan oleh pihak terkait. Selain itu, mereka juga berharap ada pengawasan dari pemerintah untuk menertibkan harga eceran. Agar tidak semakin membebani masyarakat di tengah kondisi sulit saat ini.

"Dengan kondisi BBM seperti sekarang ini, bukan hanya masyarakat kecil yang terbebani tapi seluruh elemen masyarakat," tutup dia. 

BACA JUGA:Sambut Lebaran Umat Islam, Antrean BBM di SPBU Mengular

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan