KORANRADARKAUR.ID - Nama Laksamana Maeda mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Untuk itu yuk kenal lebih dekat dengan biografi Laksamana Maeda.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan setelah perjuangan panjang yang berlangsung selama berabad-abad.
Hingga hari itu tiba, bukan hanya penduduk asli Indonesia yang rela mempertaruhkan nyawa mereka demi kemerdekaan negara mereka namun penduduk asing pun turut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Laksamana Maeda namanya kerap disebut dalam sejarah perjuangan bangsa terkait momen proklamasi kemerdekaan, adalah salah satu warga asing yang dengan sukarela membantu mewujudkan cita-cita Indonesia untuk segera merdeka.
Sosok perwira tinggi Angkatan Laut Jepang bernama lengkap Laksamana Muda Tadashi Maeda inilah yang menawarkan rumahnya sebagai tempat dirumuskanya naskah proklamasi saat itu.
Dikutip dari www.idntimes.com, agar lebih kenal dengan sosok Laksamana Maeda yuk simak biogafinya berikut ini:
BACA JUGA:Lima Suku Papua, 1 Suku Masih Tinggal di Rumah Pohon
BACA JUGA:Bengkulu Selatan Darurat Senjata Tajam, 3 Peristiwa Berdar4h, 2 Meninggal Dunia
1. Laksamana Maeda memiliki hubungan akrab dengan tokoh-tokoh penting Indonesia
Sebelum ditugaskan ke Indonesia pada tahun 1942, Laksamana Maeda Tadashi pernah bekerja atau berdinas di Belanda. Dia bertemu dengan Moh Hatta dan Ahmad Subardjo saat berada di Belanda. Sejak saat itu, dia menyaksikan perjuangan keras para tokoh nasional untuk membela Indonesia dari penjajahan Belanda.
Seiring dengan munculnya Jepang, Laksamana Muda Maeda yang sangat menaruh hati pada Indonesia, kemudian datang untuk bertugas di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Mendirikan Asrama Indonesia Merdeka untuk pendidikan para pemuda
Asrama Indonesia Merdeka didirikan pada tahun 1944 oleh Laksmana Maeda Tadashi sebagai bentuk kepeduliannya terhadap rakyat Indonesia untuk memperoleh pengetahuan sehingga mereka dapat memperjuangkan kemerdekaan.
Asrama di Kebon Sirih nomor 80 di Jakarta didirikan pada bulan Oktober tahun 1944. Ada banyak guru Indonesia, termasuk Sukarno, Moh Hatta, Ahmad Subarjo, Sjahrir dan Sanoesi Pane.
Tidak lama kemudian, cabang baru didirikan di Surabaya, dipimpin oleh Ahmad Subardjo dan dibantu oleh Wikono. Para pemuda terpilih di Asrama Indonesia Merdeka menghabiskan kurang lebih enam bulan belajar. Setelah kursus singkat di asrama ini selesai, beberapa pemuda menjadi anggota Barisan Pelopor Istimewa.