Kominfo Bengkulu Selatan: Semua Stakeholder Wajib Terlibat dalam Pencegahan Stunting

Selasa 07 May 2024 - 20:51 WIB
Reporter : Rohidi Effendi
Editor : Daspan

BENGKULU SELATAN (BS) - Pemkab BS bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan seluruh OPD terkait terus berupaya semaksimal mungkin dalam pencegahan kasus stunting di daerahnya.

Tidak terkecuali Dinas Komunikasi dan Informartika (Diskominfo) BS. OPD yang satu ini juga mengambil peran penting dalam pencegahan stunting tersebut.

Kadis Kominfo BS Fariq Hafis, MM melalui Kabid Informasi Komunikasi Publik (IKP) Dodi Yarmansyah, SE membenarkan, jika pihaknya ikut berperan dalam pencegahan kasus stunting di Kabupaten BS.

Bukan hanya itu, lanjut Dodi, peran aktif para komunitas untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di lingkungan, juga menjadi kunci utama berperilaku sehat pencegahan stunting.

Oleh karena itu, keterlibatan semua stekholder sangat dibutuhkan dalam menekan stunting di Bumi Sekundang Setungguan ini.

BACA JUGA:TERBARU! Di Kaur Kini USG Ibu Hamil Bisa di Puskesmas

"Ya, peran aktif keluarga dan komunitas untuk mengubah perilaku dan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat di lingkungannya menjadi kunci utama pencegahan stunting," ungkap Kabid.

Lebih lanjut Dodi, Diskominfo BS dalam hal ini Bidang IKP terus ikut proaktif mendorong masyarakat dalam pencegahan stunting.

Khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

"Kami Diskominfo dalam hal ini terus berkomitmen penyediaan informasi terkait isu stunting dan ini haruslah mudah diakses dan dipahami masyarakat," jelas Dodi.

Salah satunya, sambung Kabid, melalui generasi dengan hidup bersih dan sehat. Sebab, menurut Dodi, pemerintah selama ini telah bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi (proporsi) stunting.

BACA JUGA:Sukseskan Program Nasional dan Jaga Kestabilan Pangan, Pemkab Bengkulu Selatan Panen Cabai Merah

Ini merupakan bukti bahwa pemerintah serius tangani stunting. Ia menyebut pemerintah telah melakukan intervensi dalam dua skema.

Pertama intervensi spesifik atau gizi dengan memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, suplemen gizi, pemberian tablet tambah darah, serta konsultasi.

Melakukan intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air yang bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi dan sosialisasi.

Kategori :