BACA JUGA:Tingkatkan Kewaspadaan! Jumlah Kasus DBD di Kaur Terus Bertambah
Sebagai penggerak adalah SMAN 10 Pentagon telah melakukan koordinasi kepada seluruh stakeholder terkait guna melakukan aksi penyelesaian terhadap fenomena sampah liar ini, adapun koordinasi ini melibatkan seluruh satuan pendidikan di sekitar kompleks, para Pemerintah Desa di lingkup Kecamatan Kaur Selatan serta Pemda Kabupaten Kaur melalui Dinas Lingkungan Hidup.
“Kegiatan ini sebagai respon dan gerakan usaha untuk mewujudkan lingkungan menuju sekolah yang bersih dan terhindar dari Udara Kotor yang diakibatkan oleh sampah liar,"ujarnya.
Ditambahkan Yeye, terdapat berbagai dampak buruk bagi citra daerah, pembiasaan positif dan budaya sekolah, serta kinerja otak khususnya pelajar yang diakibatkan menghirup udara kotor.
Dijelaskannya bahwa, citra daerah menjadi kurang baik akibat terjadi kontradiktif antara lingkungan di daerah menuju pusat pendidikan terhadap kualitas pendidikan daerah, yang telah dikenal sangat baik oleh berbagai elemen masyarakat.
Khususnya mereka dari luar Kabupaten Kaur yang menyekolahkan anaknya disini, dan juga prilaku seolah telah dianggap biasa dengan melakukan pembiaran terhadap sampah liar.
BACA JUGA:Kadisparprov Bengkulu Sambang Desa Wisata, Simak Alasannya
"Ini juga berbanding terbalik dari pola pendidikan karakter tentang pembiasaan positif dan budaya sekolah terhadap contoh nyata yang diberikan masyarakat tentang sampah liar, menurut penelitian kesehatan merujuk pada berbagai studi bahwa Energi Kotor dan Udara Kotor sangat mempengaruhi kinerja otak yang berakibat sangat buruk terlebih kepada mereka usia sekolah," imbuhnya.
Sampah ini berserakan di pinggir jalan raya tempat lalu-lintas pelajar, guru dan masyarakat di jalan kompleks sekolah Gedung Sako II Kaur Selatan.
Seolah hal yang sangat dilematis dan kontras, kompleks sekolah yang identik dengan kawasan pelajar. Justru memberikan fenomena bahwa pendidikan yang ditanamkan kepada peserta didik dan warga sekolah bertolak belakang terhadap contoh nyata, yang diperlihatkan atas prilaku kehidupan oleh sekelompok masyarakat, yang membuang sampah liar di kawasan jalan yang dilintasi didominasi oleh para pelajar dan masyarakat sebagai ekosistem pendidikan ini.
BACA JUGA:Baru 2 Desa Pemekaran Usulkan Pjs Kades, Ini Nama dan Desanya, Terakhir Usulan 26 April 2024
Camat Kaur Selatan Renra Agung, SSTP, MPSSp di tengah-tengah aksi mengatakan, persoalan sampah disebuah daerah yang terus berkembang menjadi urgen yang harus ditangani dengan baik. Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kualitas hidup mesti dibarengi dengan kesadaran untuk mengelola limbah rumah tangga.
Agar tidak menjadi masalah yang berakibat pencemaran lingkungan. Karena itu Camat menghimbau secara bahu membahu bersama kepala desa, para tokoh dan masyarakat untuk menggerakan masyarakat agar tidak membuang sampah pada tempat yang tidak semestinya.
"Insya Allah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan terus mencari solusi dengan menyediakan tempat penampungan sampah sementara untuk selanjutnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," ucapnya.
Di kawasan sekolahan yang melewati wilayah 3 desa ini memang terdapat satuan pendidikan yang kompleks dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Kesemuanya notabene sekolah yang diunggulkan di Kabupaten Kaur dan dikenal oleh masyarakat umum secara nasional.
BACA JUGA:PPK Lama Diprioritaskan, Tiga Hari Pendaftaran, Pelamar PPK di Kaur Capai 102 Orang