BENGKULU SELATAN (BS) - Sejak beberapa tahun terakhir hampir seluruh masyarakat di Kabupaten BS, dari sebelumnya berkebun kopi, karet, coklat dan lain. Rerata semuanya beralih profesi sebagai petani kelapa sawit.
Terbukti, tak sedikit lahan perkebunan maupun persawahan masyarakat yang dialihkan ke tanaman sawit oleh sebagian masyarakat.
Sayangnya, meskipun lahan kebun sawit di BS cukup luas. Namun, hasil panen pertanian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Kabupaten BS tersebut masih jauh dari harapan.
Tercatat, dari total keseluruhan lahan pertanian sawit mencapai 28 ribu Hektar (Ha) lebih. Hasil produksi TBS sawit setiap tahunnya hanya mampu mengumpulkan sebanyak 271 ton saja.
Kadis Pertanian Kabupaten BS Sakimin, S.Pt melalui Kabid Perkebunan Ahmad Sukirman menjelaskan, jika secara keseluruhan lahan sawit di BS mencapai 28.891 Ha.
Dengan rinciannya, tanaman yang sudah menghasilkan alias sudah produksi sebanyak 26.590 Ha. Sedangkan, tanaman yang belum menghasilkan ada sebanyak 2.300 Ha.
BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024, Dilarang Mutasi dan Gunakan Fasilitas Negara Demi Kepentingan Politik
BACA JUGA:Banyak Warganya Diserang DBD, Pemuda di Bengkulu Selatan Rakit dan Lakukan Fogging Secara Mandiri
Dari jumlah itu, semuanya tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten BS. Tetapi, lahan perkebunan kelapa sawit terluas berada di Kecamatan Pino Raya dengan total luasan mencapai 10 ribu Ha.
Kendati demikian, sambung Kabid, dari total keseluruhan lahan perkebunan kelapa sawit di BS tersebut. Produksi TBS kelapa sawit di BS setiap tahunnya hanya 271.727.782 Kilogram (Kg) alias 271 ton lebih.
Sementara, jika di rata-ratakan produksi kelapa sawit di BS sebanyak 14.161 ton/Ha dalam setahun. Atau, hanya sekitar 1,1 ton jika dihitung setiap bulannya.
"Ya, segitu (14 ton dalam setahun, red) masih termasuk tergolong rendah," jelas Kabid.
Menurut Ahmad, kondisi bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produksi TBS sawit yang ada di Kabupaten BS. Salah satunya karena minimnya perawatan secara intensif.
Sehingga, kelapa sawit tersebut tidak dapat menghasilkan TBS yang diharapkan oleh para petani itu sendiri.
BACA JUGA:Sederet Penantang Petahana di Pilkada BS 2024, Mulai dari Pengusaha, Politisi Hingga Militer