BENGKULU SELATAN (BS) - Masyarakat di Kabupaten BS sejak beberapa waktu terakhir terus dihantui oleh munculnya para "predator" siswi maupun anak bawah umur yang berkeliaran di wilayah BS.
Sehingga, dunian pendidikan di Kabupaten BS sedang mendapat sorotan masalah moral. Bukan karena perbuatan peserta didik, namun karena adaya oknum guru yang terjerat kasus asusila kepada siswinya sendiri.
Menyikapi hal tersebut, Polres BS meminta hal ini menjadi perhatian semua pihak. Kepolisian hanya menjalankan tugas penegakan hukum.
Dalam hal ini, tentunya memproses pelaku yang sudah terbukti melakukan perbuatan tidak terpuji. Sedangkan untuk pencegahan, tentu perlu peran semua pihak.
"Kalau kami (kepolisian, red) melakukan tindakan penegekan hukum sesuai aturan yang berlaku, dan juga melakukan imbauan," ungkap
BACA JUGA:DAMPAK GEMPA BENGKULU! Ratusan Rumah dan 3 Masjid Rusak, Kerugian Rp 1 M Lebih
BACA JUGA:Penuh Keterbatasan, Sekolah Penggerak Tetap Semangat Bergerak
Kapolres BS AKBP Florentus Situngkir, S.IK melalui Wakapolres Kompol Rahmat Hadi Fitrianto, SH, S.IK.
Sedangkan, lanjut Wakapolres, untuk langkah yang lebih maksimal melakukan pencegahan, tentu perlu peran semua unsur terkait.
Menurut Wakapolres, Pemkab BS perlu mengaktifkan peranan instansi perlindungan perempuan dan anak.
Sebab, selama ini peranan pihak tersebut tidak terlihat dan tidak terasa dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ataupun, mendampingi perempuan dan anak yang sudah menjadi korban. Upaya pencegahan sangat perlu. Makanya perlu dimaksimalkan peranan instansi terkait.
"Lakukan pendekatan dan pendampingi ke sekolah-sekolah dan juga siswi, berikan tips atau cara untuk mencegah agar tidak tergoda terjerumus ke dunia yang salah," pesan Wakapolres.
Menurut Rahmat, para pelajar yang masih berstatus anak sangat perlu mendapat bimbingan dan perlindungan.
Sebab, meski usia mereka telah beranjak dewasa dan pikiran nalar sudah jalan. Mereka belum bisa mengambil keputusan yang tepat untuk masa depan.