KAUR UTARA – Dengan penuh rasa kecewa terhadap Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kinal. Akhirnya calon legislatif (Caleg) DPRD Kaur Partai Golkar Erti Juita, S.Pd akan melaporkan peristiwa tersebut ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kaur.
Langka selanjutnya bersama tim pemenangan melakukan musyawarah, guna meminta KPU Kaur dapat mewujudkan keinginannya. Lantaran pada saat melakukan protes pada PPK Kinal baru-baru ini. Dirinya dan tim pemenangan meminta agar kotak suara dibuka dan dihitung ulang.
Namun permintaannya belum dapat dipenuhi. Dengan alasan semuanya sudah diberikan jawaban terkait ada kelebihan suara yang dimaksud.
Dengan begitu, Caleg Erti Juita, S.Pd dari PartaiGolkar daerah pemilihan (Dapil) III akan selalu berupaya dan berusaha. Sehingga surat suara didalam kotak dapat dilakukan perhitungan ulang.
BACA JUGA:Caleg Kalah Harus Legowo, Jangan Memperkeruh Keadaan
“Insya Allah laporan ke KPU Kaur segera, supaya urusan bisa selesai,” kata Caleg Erti Juita, S.Pd, Rabu 21 Februari 2024.
Dikatakan, bila musyawarah sudah dilakukan nanti. Ia bersama tim akan mempersiapkan laporan secara tertulis dengan mendatangi petugas KPU Kaur.
“Kami minta semuanya jelas dan kini kami masih belum menerima hasil keputusan PPK Kinal,” ungkapnya.
Sekedar mengingatkan, PPK Kinal sudah mengakui ada kesalahan salinan suara sebanyak 5 suara.
Salinan suara hasil rekapitulasi terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1 Desa Pengurung Kecamatan Kinal.
Kelebihan 5 suara tersebut sudah diselesaikan dengan mengurangi hasil suara milik Caleg Irawan Sumantri berjumlah 89 suara menjadi 84 suara di C1 pleno.
BACA JUGA:Siapkan Rencana Kerja PMM, K3S KS dan Tetap Kembali Lakukan Hal Ini
“Kami mohon maaf terjadi salah salinan suara sebanyak 5 suara sehingga ada kelebihan. Itu hanya satu desa bukan dua desa,” kata Devisi Teknis PPK Kinal Amli, SE belum lama ini.
Dikatakannya, surat suara ada kelebihan salinan sudah diselesaikan Senin malam 19 Februrai 2024. Hanya keliru menulis karena sudah larut malam. Perhitungan penulisan saat itu menggunakan angka romawi, 84 suara tertulis 89 suara.
“Hanya kekeliruan menulis pada malam hari dan bukan penggelembungan suara,” sebutnya.