LUAS - Kepala Puskesmas (Kapus) Luas Sentri Novica, SST mengatakan, agar orang tua yang anaknya dicurigai mengidap stunting tidak perlu terlalu khawatir.
Sebab, gangguan kesehatan yang ditandai gagalnya pertumbuhan bayi itu bisa diobati. Dengan cara melalui perbaikan gizi yang cukup dan seimbang. Namun, itu bisa dilakukan sebelum si anak berusia 2 tahun.
"Bisa diobati. Tapi dengan syarat anaknya belum berusia 2 tahun. Kalau lebih dari usia itu maka sudah tidak bisa diobati. Karena, kondisi pertumbuhannya harus selalu dipantau. Caranya dengan rutin ikut Posyandu," ujar Sentri, Minggu 21 Januari 2024.
Dia menambahkan, agar anak tidak mengalami stunting kesehatan anak harus diperhatikan sejak bayi di dalam kandungan. Dengan memberikan gizi kepada ibu hamil.
Ini sebagai upaya untuk menjaga kesehatan bayi sejak dalam kandungan. Sekaligus memantau tingkat pertumbuhan anak sejak janin.
BACA JUGA:Erti Julita Caleg Gorkar Dapil 3 Targetkan Menang, Simak Langkanya Menjelang Pileg
"Untuk penanganan bayi sejak dalam kandungan ini sudah kami lakukan saat ini. Untuk mencegah agar bayi yang nanti dilahirkan tidak mengalami stunting," ujar Kapus Luas.
Dia kembali mengingatkan, berdasarkan data bulan Desember tahun 2022. Dari 372 bayi di 12 desa di Kecamatan Luas. Hasil pengecekan dan pendataan tumbuh kembang yang pihaknya data. 34 orang diantaranya terpantau beresiko tinggi tumbuh stunting. Angka prevalensi nya yakni 9,13 persen.
Dengan jumlah temuan 10 orang Balita, Desa Cahaya Negeri memberi catatan terbanyak balita beresiko Stunting. Disusul Desa Pulau Panggung dengan jumlah temuan 5 orang. Tersedikit Desa Umbul dan Desa Bangun Jiwa, dengan jumlah di masing-masing desa 1 orang.
"Catatan ini ini harus selalu diingat agar tidak kembali terulang. Kini keadaan mereka telah membaik. Meski begitu hal ini hendaknya jangan diselesaikan. Upaya percepatan penanganan dan pencegahan harus terus dilakukan," tandasnya.