KORANRADARKAUR.ID – D.N. Aidit, salah satu tokoh sentral dalam sejarah politik Indonesia, dikenal sebagai petinggi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memiliki peran penting namun juga sangat tertutup.
Meskipun berperan besar dalam pergerakan politik di Indonesia pada tahun 1960-an, informasi mengenai Aidit sering kali kabur dan penuh misteri.
DN Aidit, yang lahir pada 30 Agustus 1923 di Makassar, adalah Ketua PKI sejak 1951 hingga 1965. Ia dianggap sebagai arsitek utama strategi dan taktik partai tersebut selama periode penting dalam sejarah Indonesia.
BACA JUGA:Uang Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dapat Dicairkan Sebelum Pensiun, Begini Caranya
Aidit memainkan peran kunci dalam mengembangkan pengaruh PKI di kalangan rakyat dan politik nasional, menjadikannya sebagai salah satu pemain utama dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa itu.
Di bawah kepemimpinannya, PKI berhasil memperoleh kekuatan politik yang signifikan, bahkan memengaruhi kebijakan pemerintah dan dinamika sosial di Indonesia.
Aidit dikenal dengan gaya kepemimpinan yang kharismatik namun juga sangat hati-hati.
Ia menjaga jarak dari publik dan media, sering kali beroperasi dalam bayang-bayang untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Kabar Baik PPPK! Pemerintah Bakal Sejahterakan PPPK Hingga Hari Tua
Salah satu ciri khas Aidit adalah strateginya yang sangat rahasia. Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa Aidit mengelola partai dengan cara yang sangat tertutup, menjaga keputusan dan rencana penting jauh dari pengetahuan umum dan bahkan anggota partai lainnya.
Hal ini membuatnya menjadi figur yang misterius dan sulit dipahami oleh orang luar.
Pada tahun 1965, menjelang terjadinya Gerakan 30 September (G30S), Aidit tetap berada dalam bayang-bayang politik.
BACA JUGA:BREAKING NEWS! 2 Pelaku Sebabkan Warga Kedurang Meninggal Dibekuk Polisi
Ia terlibat dalam perencanaan dan eksekusi berbagai strategi untuk mencapai tujuan PKI, tetapi selalu memastikan agar keberadaannya tidak mudah dilacak.
Kepemimpinan Aidit dalam partai komunis tersebut akhirnya mengalami titik kritis dengan pecahnya peristiwa G30S dan kudeta yang mengarah pada penumpasan PKI.