Respon Jendral Nishimura Terhadap Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bikin Soekarno-Hatta Kecewa!
Respon jendral Nishimura ketika mengetahui rencana kemerdekaan Indonesia.-Sumber foto: intisari.grid.id-
KORANRADARKAUR.ID - Ketika Sukarno dan Hatta kembali dari Rengasdengklok, mereka berusaha menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana mereka untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Lantas bagaimana respon dari Jendral Nashimura pada saat itu?
Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang memberikan kontribusi besar terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, Jawa Barat.
BACA JUGA:Mau Aman Saat Beli Tiket Secara Online? Wajib Menerapkan 5 Tips Berikut Ini!
BACA JUGA:Unik Juga Menarik, 8 Air Terjun Paling Indah di Bengkulu, 1 di Bengkulu Selatan
Peristiwa ini berawal dari keinginan sekelompok pemuda pejuang untuk mengambil alih proklamasi kemerdekaan Indonesia dari tangan Jepang, yang pada saat itu tengah mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II.
Segera setelah itu, Soekarno dan Hatta dipaksa untuk mengumumkan kemerdekaan.
Sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sukarno dan Hatta bertemu dengan beberapa petinggi Jepang.
Salah satunya adalah Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Urusan Umum Pemerintahan Jepang di Indonesia. Pertemuan mereka terjadi setelah Peristiwa Rengasdengklok.
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengetahui sikap Jepang terhadap persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari intisari.grid.id, pada 6 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam, setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom pertamanya di Kota Hiroshima, Jepang.
Marsekal Terauchi sendiri merupakan panglima tentara Jepang yang bertanggung jawab atas wilayah Asia Tenggara selama Perang Dunia II. Saat tiga tokoh tersebut dalam perjalanan, AS menjatuhkan bom atom kedua di Nagasaki.
Marsekal Terauchi akhirnya bertemu dengan Soekarno, Hatta, dan Radjiman di Dalat pada 12 Agustus 1945.