Respon Jendral Nishimura Terhadap Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bikin Soekarno-Hatta Kecewa!
Respon jendral Nishimura ketika mengetahui rencana kemerdekaan Indonesia.-Sumber foto: intisari.grid.id-
Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Terauchi mengumumkan bahwa Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan didirikan sebagai pengganti dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dengan membentuk PPKI, Jepang tampaknya berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan cepat.
Pada saat yang sama, Jepang terus mengharapkan bantuan dari Indonesia bahwa Indonesia akan siap membantunya memenangkan Perang Asia Timur Raya.
Marsekal Terauchi memilih langsung 21 anggota PPKI, dengan Soekarno sebagai ketua dan Moh Hatta sebagai wakilnya. Kemerdekaan Indonesia juga menjadi topik pertemuan di Dalat.
BACA JUGA:Adu Finalti, Australia Juara Tiga Piala AFF 2024
BACA JUGA:Parfum Mewah Aroma Mahal, Sekali Coba Akan Ketagihan
Marsekal Terauchi berjanji bahwa pihaknya akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia karena posisi Jepang berada di ujung tanduk.
Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia hanya dapat diumumkan setelah PPKI menyelesaikan persiapan.
Pada 14 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Indonesia setelah pertemuan tersebut. Setelah 3 tokoh itu tiba di Indonesia, ternyata jepang menyerah kepada sekutu.
Hal ini sempat menimbulkan perbedaan pendapat antara golongan muda dan geolongan tua.
Golongan muda ingin kemerdekaan Indonesia segera dicapai tanpa campur tangan dari pihak lain, terutama Jepang.
Sementara golongan tua seperti Soekarno memilih untuk tetap pada rencana awal, yaitu bersidang terlebih dahulu dengan PPKI.
Dengan adanya perbedaan pendapat tersebut, akhirnya golongan muda setuju untuk membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk menghindari pengaruh Jepang.
Golongan muda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok pada pukul 04.00 pagi pada 16 Agustus 1945 dan kembali mendesak agar proklamasi kemerdekaan dilakukan segera.
Setelah Achmad Soebardjo menengahi perbedaan pendapat dan menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera dilakukan setelah Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta, ketegangan mereda.