Respon Jendral Nishimura Terhadap Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bikin Soekarno-Hatta Kecewa!
Respon jendral Nishimura ketika mengetahui rencana kemerdekaan Indonesia.-Sumber foto: intisari.grid.id-
Pada 16 Agustus 1945, sekitar pukul 23.00 WIB, baik golongan muda maupun golongan tua akhirnya meninggalkan Rengasdengklok dan tiba di Jakarta.
Di sana, Soekarno-Hatta diantar oleh Laksamana Maeda untuk bertemu dengan Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto.
Namun, Kepala Staf Tentara XVI (Angkatan Darat), yang menjadi kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda, menolak kedatangan mereka. Mayor Jenderal Otoshi Nishimura diberi perintah untuk menerima mereka.
Itu sebabnya Soekarno-Hatta melakukan kunjungan ke rumah Mayor Jenderal Nishimura sebelum melakukan perumusan teks proklamasi.
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengetahui sikap Jepang terhadap rencana persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA:Fakta Atau Mitos? Menggesekan Gigi Saat Tidur Tanda Punya Khodam Pendamping
BACA JUGA:Naik Rp 6.000, Berikut Harga Terbaru Emas Antam per 29 Juli 2024
Namun, setelah Soekarno dan Hatta menyampaikan rencana untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia, reaksi Jenderal Nishimura sangat mengecewakan.
Dia menolak untuk mengadakan pertemuan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan alasan untuk mempertahankan status quo.
Nishimura menyatakan bahwa sejak siang hari pada 16 Agustus 1945, Jepang harus mempertahankan status quo, oleh sebab itu jepang tidak bisa memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Penolakan tersebut berkaitan dengan perjanjian yang dibuat Jepang dengan Sekutu.
Jika proklamasi dilakukan, akan mengubah status quo. Soekarno kecewa mendengarnya karena dia merasa janji Marsekal Terauchi di Dalat diingkari begitu saja.
Hatta bahkan sempat menyindir Nishimura bahwa perbuatannya tidak mengikuti Bushido, aturan moral Samurai.
Pada akhirnya, Soekarno dan Hatta hanya meminta kepada Nishimura untuk tidak menghentikan dan menghalangi kerja PPKI.
Sepulang dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta pergi ke kediaman Laksamana Maeda untuk bertemu dengan tokoh lain dan melakukan pertemuan untuk mempersiapkan teks proklamasi.