Kehadiran Islam di Tanah Sunda, Prabu Siliwangi Punya Peran Vital, Ini Sejarahnya

Prabu Siliwangi berperan dalam penyebaran Islam di tanah Sunda.-Sumber gambar: disway.id-

Ia diislamlkan oleh Syekh Hasanuddin atau lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Quro seorang ulama besar yang lahir sebelum era Wali Sembilan.

Dirinya juga berperan penting dalam Islamisasi di Jawa Barat.

Mualafnya Prabu Siliwangi ini terjadi ketika dia hendak menikahi Nyi Subang Larang yang tak lain sebagai santri di pesantren yang dipimpin Syaikh Quro di Karawang.

Menurut Bambang, dari sebuah naskah kuno diceritakan bahwa Prabu Siliwangi adalah seorang Muslim, bersumberkan Buku Carita Purwaka Caruban Nagari, yang ditulis Pangeran Arya Cirebon (1720), Prabu Siliwangi masuk Islam saat hendak menikahi Subang Larang.

BACA JUGA:CACAM! TPA Sampah Bengkulu Selatan Tolak Sampah Pohon, Kok Bisa? Ternyata Ini Alasannya

BACA JUGA:Kasus Penyakit Malaria BS Zero Atau Sengaja Tidak Dicatat? Faktanya Disampakan Kadis Dinkes

“Kami ingin meluruskan mitos atau opini yang berkembang di masyarakat secara turun temurun, bahwa Prabu Siliwangi penganut Hindu. Prabu Siliwangi adalah seorang Muslim dan Pajajaran bukanlah kerajaan Hindu, melainkan kerajaan yang secara turun temurun mewariskan nilai Sunda Wiwitan atau Jati Sunda,” kata Bambang mengutip laman nu.or.id.

Dia melanjutkan, massifnya islamisasi Tatar Sunda tak lain berkat dukungan penuh Prabu Siliwangi yang membebaskan putra putrinya untuk belajar Islam, melakukan dakwah ke seluruh pelosok. 

Bahkan mendirikan kesultanan baru yang mandiri dari Pajajaran sebagai “keraton” dan akar mereka.

Berkat kuatnya pengaruh gerakan islamisasi yang dilakukan dinasti Siliwangi di Jawa Barat, kini mayoritas masyarakat setempat menjadi penganut Islam yang taat. 

Nyaris sulit menemukan adanya orang Jawa Barat menganut agama selain Islam, sehingga muncullah istilah “Islam Sunda” dan “Sunda Islam.”

“Peringatan haul sebagai upaya mengenang jasa Prabu Siliwangi, bentuk silaturrahmi terhadap serta pewarisan terhadap nilai-nilai adiluhung yang ditinggalkannya,” tegas dia.

BACA JUGA:9 Paket Perbaiki Jalan Rusak di Bengkulu Selatan Segera Dimulai, Segini Dana Digelontorkan

BACA JUGA:Ada Jenazah di Bengkulu Selatan Diangkut Gunakan Rakit Bambu, Apa Tanggapan PUPR?

Selain itu, haul juga sebagai bentuk akulturasi antara Islam dengan budaya lokal (Sunda). Islam dan budaya Sunda perlu selaras dan berdampingan dalam upaya membimbing dan mencerahkan kehidupan masyarakat Tatar Sunda dalam bingkai kebangsaan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan