Benarkah Adam dan Hawah Turun di Daratan Papua? Sejarah Masuknya Islam di Tanah Papua

Masjid Jami adalah rumah ibadah umat Muslim pertama yang dibangun di ibu kota Provinsi Papua pada 1943 silam. -Sumber foto: antaranews.com-

Michrob juga mengatakan bahwa cara atau proses islamisasi yang pernah dilakukan oleh dua orang mubaligh dari banda yang bernama Salahuddin dan Jainun.

Yaitu proses pengislamanya dilakukan dengan cara khitanan, tetapi dibawah ancaman penduduk setempat yaitu jika orang yang disunat mati, kedua mubaligh tadi akan dibunuh juga, namun akhirnya mereka berhasil dalam khitanan tersebut kemudian penduduk setempat berduyun-duyun masuk agama Islam.

6. Teori Bacan

Kesultanan bacan dimasa sultan Mohammad Al-Bakir lewat piagam kesiratan yang dicanangkan oleh peletak dasar mamlakatul mulukiyah atau moloku kie raha (empat kerajaan Maluku: Ternate, Tidore, Bacan, dan Lailolo) lewat walinya Ja’far as-Shadiq (1250 M), melalui keturunannya keseluruh penjuru negeri menyebarkan syiar Islam ke Sulawesi, Philipina, Kalimantan, nusa tenggara, Jawa dan Papua.

Menurut Arnold, raja Bacan yang pertama masuk Islam bernama Zainal Abidin yang memerintah tahun 1521 M, telah menguasai suku-suku di Papua serta pulau-pulau disebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati. 

BACA JUGA:Perkuat Agama Siswa, MTsN 5 Kaur Lakukan Ini Selama Ramadan

BACA JUGA:Salah Satunya Pernikahan Dini, Berikut 4 Penyebab Stunting

Kemudian sultan bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke semenanjung onin Fakfak, di barat laut Papua pada tahun 1606 M, melalui pengaruhnya dan para pedagang muslim maka para pemuka masyarakat pulau – pulau tadi memeluk agama Islam.

Meskipun masyarakat pedalaman masih tetap menganut animisme, tetapi rakyat pesisir menganut agama Islam.

7. Teori Ternate Tidore

Dalam sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore yang menyebutkan bahwa pada tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur (Sultan Tidore X atau sultan Papua I) memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar (Papua).

Setelah tiba di wilayah pulau Misool, raja ampat, maka sultan ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar putra sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi (Kapita Gurabesi). Kapita Gurabesi kemudian di kawinkan dengan putri sultan Ibnu Mansur bernama Boki Tayyibah. 

BACA JUGA:Menjadi Pemuda Religius, Simak Pesan Kadis Pora untuk Pemuda

BACA JUGA:Bukan Hanya Tabut, Ini Even Nasional di Bengkulu Tahun 2024

Kemudian berdiri empat kerajaan dikepulauan Raja Ampat tersebut adalah kerajaan Salawati, kerajaan Misool/kerajaan Sailolof, kerajaan Batanta dan kerajaan Waigeo. Dari Arab, Aceh, Jawa, Bugis, Makasar, Buton, Banda, Seram, Goram, dan lain – lain.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan