SEDIH! Masyarakat di Bengkulu Selatan Angkut Jenazah Menggunakan Rakit Darurat, Ini Penyebabnya

Tampak masyarakat bergotong royong membawa jenazah menggunakan rakit dari bambu, Sabtu 16 Maret 2024. Foto: ROHIDI/RKa--

BENGKULU SELATAN (BS) - Perhatian pemerintah terhadap infrastruktur yang ada di daerahnya tampaknya masih belum sepenuhnya terpenuhi.

Buktinya, masih banyak masyarakat yang kesulitan akibat infrastruktur yang ada belum memadai untuk menunjang aksesnya.

Seperti yang terjadi di di Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya Kabupaten BS. Padangan aneh sekaligus sedih nampak jelas di des tersebut pads, Sabtu 16 Maret 2024.

Pasalnya, masyarakat terpaksa bergotong royong mengangkut jenazah salah seorang warga setempat menggunakan rakit yang terbuat dari bambu.

BACA JUGA:Bulan Ramadan, SMPN 35 Berasrama Adakan Pesantren Ramadan

BACA JUGA:Keutamaan Sedekah di Bulan Suci Ramadan Jarang Diketahui Orang, Intip Keistimewaannya

Hal tersebut tak lain karena jembatan yang menjadi akses satu-satunya menuju ke seberang sungai putus diterjang banjir beberapa waktu lalu, hingga kini belum diperbaiki.

Padahal, lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) masyarakat di desa setempat berada di seberang Sungai Pino. Namun, karena akses lumpuh, terpaksa harus menyeberangi sungai.

Berdasarkan info yang diperoleh Radar Kaur (RKa) di lapangan, jenazah yang hendak dimakamkan dan diangkut menggunakan rakit tersebut bernama Rejaman (90) warga Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya.

Proses pemakaman jenazah dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Namun, sebelum tibah di pemakaman, jenazah harus diangkut menggunakan rakit untuk sampi ke seberang.

BACA JUGA:7 Resep Takjil Buka Puasa, Dijamin Jualan Paling Laris

BACA JUGA:Beasiswa untuk Pendidikan Pemdes 2024 Masih Belum Pasti, Ini yang Ditunggu

Sulaiman (41) salah satu kerabat korban menceritakan hal tersebut. Akses masyarakat ke seberang sungai satu-satunya adalah jembatan yang putus beberapa waktu lalu.

"Tadi saya melihat langsung, baik jenazah beserta keranda dibawa ke seberang sungai pakai rakit. Itu tak lain karena jembatan gantung sudah putus total dan tak bisa lagi dilewati," ungkapnya.

Sulaiman mengakui, kejadian seperti itu bukan hanya baru ini saja. Bahkan, kejadian serupa sudah berulang kali, ketika ada warga yang meninggal dunia dan akan dimakamkan ke TPU.

"Pemerintah Daerah harus cepat tanggap dengan adanya kejadian ini. Karena, jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya warga," tegasnya.

BACA JUGA:Selain Aktif Sosialisasi KB, Begini yang Harus Dilakukan Penyuluh KB

BACA JUGA:Selama Ramadan Apel OPD Pemprov Bengkulu Ditiadakan, Simak Kegiatan Penggantinya

Kades Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya Yadi membenarkan, bahwa warga setempat harus berenang menyeberangi sungai untuk mengantarkan jenazah ke TPU.

"Iya, warga kami menyeberangi sungai untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman. Karena, hingga saat ini jembatan yang biasanya menjadi akses warga rusak parah akibat banjir bandang pada bulan Februari lalu," ungkap Kades.

Kades melanjutkan, pihaknya berharap agar pemerintah dapat segera merespons keluhan masyarakat. Bahkan, sangat berharap segera memperbaiki jembatan yang rusak tersebut.

"Harapan kami tentu pemerintah melihat keluhan masyarakat setempat agar kejadian tersebut tidak terulang kembali," pungkas Kades.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan