Soal Program Makan Bergizi Gratis, Pengamat Sarankan Belajar dari PMT

Pemerintahan era Prabowo-Gibran diminta belajar program makan bergizi gratis dari program PMT. -Sumber foto: koranradarkaur.id-

Padahal kalau anda mau menekan angka stunting nggak di usia sekolah, dong. Ketika ibunya hamil sampai dengan anaknya usia 2 tahun, minimal dari balita. 

BACA JUGA:Mendaftar Naik Pelangkin, Hernop : Simbol Kekuatan Rakyat Kecil

Yang anak udah sekolah umur berapa itu ya," ujarnya.

Berbeda dengan teknis PMT di posyandu yang dinilai lebih tepat sasaran dalam pencegahan stunting. 

Sebab, bayi-bayi langsung jalani pemeriksaan fisik untuk memantau petumbuhan fisiknya agar dipastikan sesuai umurnya. 

Kemudian diberi makanan tambahan pada saat jangka waktu tertentu.

Tak hanya itu, dokter Tan menambahkan bahwa program PMT juga mengharuskan adanya stimulasi kepada anak, tidak sekadar memberi makanan.

BACA JUGA:6 Mahasiswa PEPI Asal Kaur Dilepas, dapat Beasiswa Pemda, Berikut Daftar Namanya

"Kalau anda lihat algoritma bagaimana ini dijalankan di situ ditulis, harus ada stimulasi, harus ada konseling, harus ada edukasi."

Dia pun mengkritik program makan bergizi yang sekadar membagikan makanan.

Sebab, menurutnya, dalam praktiknya nanti bisa jadi anak tidak benar-benar menyantap pemberian tersebut karena tidak suka dengan makanannya.

"Kita jangan menjadi negara sinterklaus. Hanya bagi-bagi, kalau anaknya gak doyan, bapaknya yang makan. 

Nah ini penting ya, jadi kita harus berkaca dari suatu program yang memang sudah berjalan," sarannya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan