Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Rencana Kenaikan Tunjangan DPR Rp 50 Juta Tuai Protes, Publik Bandingkan dengan Sosok KH Idham Chalid

Protes rencana kenaikan tunjangan DPR hingga Rp 50 juta, publik bandingkan dengan integritas dan kesederhanaan KH Idham Chalid-sumber foto: Koranradarkaur.id-

KORANRADARKAUR.ID – Rencana kenaikan tunjangan DPR hingga Rp 50 juta per bulan menuai gelombang penolakan dari masyarakat, karena hal ini tidak sesuai dengan semangat ketua DPR RI KH Idham Chalid yang berjuang untuk rakyat.

Kebijakan ini dianggap tidak pantas di tengah kondisi sulit, dimana harga kebutuhan pokok terus melambung dan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) semakin meningkat.

Aksi protes digelar massa di depan Gedung DPR RI Jakarta. Mereka menuntut agar rencana kenaikan tunjangan dibatalkan karena dinilai melukai rasa keadilan sosial serta memperlebar kesenjangan antara wakil rakyat dan masyarakat yang diwakilinya.

BACA JUGA:Sudah Disetujui DPR RI, 3 Kabupaten dan Kota ini Pilih Keluar dari Sumsel, Bentuk Provinsi Baru

BACA JUGA:Korupsi Rp 12 Mr, Mantan Ketua DPRD Asal Bengkulu Ini Tercatat Punya Harta Rp 2,4 M

Di tengah sorotan publik tersebut, muncul perbandingan dengan sosok KH Idham Chalid, pahlawan nasional sekaligus Ketua DPR RI pada masanya, yang dikenal sebagai “Ketua DPR termiskin namun paling dihormati”.

Idham Chalid dikenang sebagai figur yang memiliki integritas tinggi dan pengabdian tulus, tanpa sedikitpun memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi maupun keluarga.

Walaupun memegang jabatan strategis, Idham Chalid tidak pernah memanfaatkan fasilitas negara demi kepentingan keluarganya.

BACA JUGA:MenPAN-RB dan DPR Sepakat Memberikan Peluang PPPK Paruh Waktu, Khusus Kategori Ini

BACA JUGA:Diganti Rp 50 Juta/Bulan, Anggota DPR RI Tidak Lagi Dapat Rumah Dinas, Benarkah Tikus Biang Keroknya?

Anak-anaknya tidak diberi hak istimewa, bahkan ada di antaranya yang berjualan nasi demi menyambung hidup. Mereka tetap menggunakan transportasi umum sebagaimana rakyat kebanyakan.

Idham Chalid dilahirkan di Setui, Kalimantan Selatan, pada 27 Agustus 1922. Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Rakyat (SR) Amuntai, lalu berlanjut ke Madrasah Al Rasyidiyyah, serta Madrasah Muallimin Tinggi Pondok Modern Gontor Ponorogo. Pada tahun 1957, ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Al-Azhar, Kairo.

Idham Chalid dikenal sebagai salah satu tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU). Kiprahnya berawal dari keterlibatan aktif di Gerakan Pemuda Ansor pada dekade 1950-an.

Dari sana, karier organisasinya menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada masa kepemimpinan KH Maskur.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan