Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Rencana Kenaikan Tunjangan DPR Rp 50 Juta Tuai Protes, Publik Bandingkan dengan Sosok KH Idham Chalid

Protes rencana kenaikan tunjangan DPR hingga Rp 50 juta, publik bandingkan dengan integritas dan kesederhanaan KH Idham Chalid-sumber foto: Koranradarkaur.id-

Potret Idham Chalid terpampang pada uang kertas pecahan Rp5.000 sejak emisi 2016, dan kembali diabadikan pada pecahan yang sama dalam emisi 2022.

Terselip kisah panjang perjalanan hidup Idham Chalid di balik wajahnya yang terpampang pada uang kertas. Ia tidak hanya dikenang sebagai seorang ulama, tetapi juga sebagai politisi yang pernah mengemban berbagai jabatan strategis.

Sejak 1956 ia menjabat sebagai Ketua Umum PBNU sampai 1984. Selama 28 tahun ia memimpin NU dan ini adalah jabatan yang paling lama dalam sejarah NU.

Sejak tahun 1956 hingga 1984, Idham Chalid dipercaya memimpin Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Ketua Umum PBNU. Kepemimpinan selama 28 tahun tersebut menjadi yang terpanjang dalam sejarah organisasi ini.

Dalam ranah politik, kiprah Idham Chalid juga begitu luas. Ia tercatat beberapa kali menduduki jabatan Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia, baik pada masa demokrasi parlementer maupun demokrasi terpimpin.

Selain itu, ia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Wakil Ketua MPRS (1962-1966). Dalam episode akhir Orde Lama, ia menjabat Menteri Koordinator pada Kabinet Kerja dan Kabinet Dwikora.

Selain itu, Idham Chalid juga dipercaya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) serta menjabat Wakil Ketua MPRS pada periode 1962–1966. Menjelang berakhirnya Orde Lama, ia memegang posisi penting sebagai Menteri Koordinator dalam Kabinet Kerja maupun Kabinet Dwikora.

Memasuki era Orde Baru, kiprahnya tetap berlanjut. Ia ditunjuk sebagai Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Pembangunan I (1968–1973) sekaligus merangkap sebagai Menteri Sosial ad interim pada tahun 1970–1971.

Idham Chalid wafat pada 11 Juli 2010 yang bertepatan dengan 28 Sya’ban 1431 H pada usia 80 tahun. Ia dimakamkan di Cisarua, Bogor dengan upacara militer. 

Atas jasanya pada negeri, Idham Chalid dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada 7 November 2011.

Pada tahun yang sama, gelar Pahlawan Nasional juga diberikan pemerintah kepada dua tokoh Islam lainnya yakni Prof. Dr. Hamka dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan