Sumpah Pemuda: Lahirnya Semangat dan Persatuan Pemuda Indonesia Menuju Kemerdekaan
Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia--
Rapat tersebut dibuka oleh Ketua Kongres, Soegondo Djojopoespito, yang menyampaikan pidato tentang pentingnya persatuan pemuda dan sejarah organisasi pemuda di Indonesia.
Salah satu pidato utama hari itu adalah dari Mohammad Yamin, yang membicarakan tema "Persatuan dan Kesatuan" dan menekankan pentingnya persatuan dalam meraih kebangsaan Indonesia.
Pada hari kedua, rapat dilanjutkan di dua lokasi berbeda, dimulai dari Gedung Oost Java Bioscoop.
Djoko Marsaid, wakil ketua saat itu membuka rapat dengan pidato singkat sebelum memberikan kesempatan kepada pembicara lain.
Pembicara penting lainnya adalah Inoe Martakoesoema, yang menyoroti pentingnya pendidikan bagi generasi muda.
Soenario juga memberikan pidato mengenai kepanduan serta kaitannya dengan nasionalisme dan demokrasi.
Walaupun berjalan lancar, Kongres Pemuda II menghadapi beberapa tantangan.
Salah satu permasalahan adalah perbedaan pendapat terkait fusi atau penggabungan organisasi pemuda.
Perbedaan ini menyebabkan Djoko Marsaid mengundurkan diri dari jabatan wakil ketua dan digantikan oleh Soedjono Djoened Pusponegoro.
Meski terdapat perbedaan pandangan, semangat persatuan tetap menjadi fokus utama kongres.
Setelah dua hari berdiskusi, Kongres Pemuda II menghasilkan sebuah ikrar yang dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Ikrar tersebut dibacakan di akhir kongres dan diucapkan bersama oleh semua perwakilan yang hadir.
Adapun Sumpah Pemuda memiliki tiga poin utama yaitu:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengakui satu tanah air, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengakui satu bangsa, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.*