BMKG : Hujan di Bengkulu Diprediksi Lebih Tinggi dan Lama

Reporter: Saprian |

Editor: Daspan Haryadi |

Kamis , 02 Oct 2025 - 18:09

BMKG Provinsi Bengkulu Prediksi Musim hujan 2025-2025 cukup lama, Kamis 02 Oktober 2025--

bmkg : hujan di bengkulu diprediksi lebih tinggi dan lama                            bengkulu - badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (bmkg) bengkulu memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada  bulan oktober 2025 hingga 2026, seluruh provinsi bengkulu telah memasuki musim hujan. 
diprediksi durasi hujan  cukup lama yang menyebabkan peningkatan frekuensi bencana hidrometeorologi.
kepala stasiun klimatologi bengkulu, luhur tri uji prayitno, sp, m.ling, mengatakan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya dapat menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor. oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.
baca juga:ahy tinjau proyek pengendalian banjir di kota bengkulu, bwss vii optimis rampung akhir tahun
baca juga:hujan semalaman, maje–nasal dikepung banjir, longsor, hingga jembatan penghubung putus
“kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. untuk itu, kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir dan longsor perlu ditingkatkan,” ujar luhur, kamis 02 oktober 2025.
ia menambahkan, bmkg pusat juga telah memproyeksikan curah hujan di berbagai wilayah indonesia, termasuk bengkulu, untuk 10 hingga 20 tahun ke depan akan cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
uniknya, bengkulu memiliki zona musim berbeda di setiap kabupaten/kota, sehingga pola hujan di tiap wilayah tidak seragam.
baca juga:hujan, puluhan rumah terendam banjir, 12 titik longsor, manna-pagar alam lumpuh, hingga gagal panen
baca juga:breaking news! bencana alam kepung bs, rumah terendam banjir, jalan ulu manna-pagar alam lumpuh
“ini harus diwaspadai juga. kita bersama-sama perlu mengantisipasi pergeseran iklim agar dapat meminimalisir kerugian akibat bencana,” tambah luhur.
sementara itu, prakirawan bmkg bengkulu, pungky saiful akbar, menjelaskan musim hujan 2025–2026 dipengaruhi oleh aktifnya iod (indian ocean dipole) negatif, potensi berkembangnya la nina, serta suhu permukaan laut yang lebih hangat dari normal.
kondisi ini membuat awal musim hujan di bengkulu datang lebih cepat dari biasanya.
“per 1 oktober 2025, seluruh wilayah bengkulu sudah memasuki musim hujan. untuk sifat hujan, sebagian besar wilayah terutama pesisir dan bengkulu bagian selatan diprediksi lebih basah dari normal. sementara sembilan zom (zona musim) lainnya di bagian tengah hingga utara diperkirakan bersifat normal,” jelas pungky.
menurut pungky, puncak hujan di oktober–november 2025 diprediksi terjadi di wilayah pesisir dan bengkulu selatan dengan risiko utama banjir.
sedangkan pada periode januari–april 2026, puncak hujan diperkirakan melanda wilayah pegunungan seperti lebong, rejang lebong, mukomuko, dan kepahiang dengan potensi banjir serta longsor.
durasi hujan diperkirakan berlangsung cukup panjang, yakni mencapai 28 hingga 30 dasarian atau sekitar 9–10 bulan di beberapa wilayah bengkulu.
“waspada bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang pada periode akhir tahun 2025 hingga awal tahun 2026,” kata pungky.
sementara itu, penjabat sekretaris daerah provinsi bengkulu herwan antoni, menegaskan bahwa curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan bencana alam di sejumlah wilayah rawan.
oleh karena itu, ia meminta masyarakat serta seluruh pihak terkait untuk selalu siaga.
“cuaca ekstrem ini tentu harus kita waspadai. jika curah hujan tinggi, potensi bencana seperti longsor dan banjir bisa terjadi. karena itu perlu kesiapsiagaan, baik dari sisi masyarakat maupun dari sarana dan prasarana,” jelas herwan.
ia mencontohkan bahwa kawasan jalan lintas sangat rentan terdampak longsor, sementara daerah-daerah rendah biasanya berisiko banjir akibat luapan air sungai. herwan menekankan pentingnya langkah antisipasi agar dampak bencana bisa diminimalisir.
“kita harus mempersiapkan masyarakat agar selalu waspada. daerah-daerah tertentu kalau hujan deras biasanya akan mengalami luapan air. jadi kewaspadaan ini harus ditingkatkan,” ujarnya.
herwan juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesiapan dalam menghadapi bencana.
menurutnya, kolaborasi antarinstansi, pemerintah daerah, serta masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi risiko bencana di bengkulu.
“dalam menghadapi bencana, kita harus berada dalam kondisi siaga. semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu bersinergi untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem ini,” tutup herwan.*

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Kaur, Jumat, 3 Oktober 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan