Masjid ini terdiri dari lima tingkat yang melambangkan jumlah waktu shalat lima waktu.
Bukan hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Cheng Hoo juga menawarkan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang menarik selama bulan Ramadan.
Mulai dari pengajian, tarawih bersama. Dengan keindahan arsitektur yang memukau dan atmosfer yang kental dengan keimanan, Masjid Cheng Hoo Palembang terus mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata religi terdepan di Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Masuk Abad ke-11, Islam di Jatim Miliki Karekteristik Timur Tengah dan Jawa
BACA JUGA:Beasiswa untuk PNS, TNI dan Polri, Ini 3 Jenis Beasiswa yang Dibuka LPDP Tahun 2024
Dengan demikian, bukan hanya menjadi tempat beribadah, melainkan juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari warisan budaya dan spiritual kota Palembang yang kaya akan keberagaman.
Kehadiran Masjid Cheng Hoo sebagai destinasi wisata religi juga memberikan dampak positif bagi pariwisata di Kota Palembang.
Menjadi salah satu ikon budaya dan spiritual yang khas, masjid ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yangberkunjung ke Bumi Sriwijaya.
Mengutip dari enimekspres.disway.id berikut sejarah berdirinya masjid Cheng Hoo kabanggaan muslim Tionghoa di Palembang.
Masjid Cheng Hoo diresmikan pada 7 Juni 2012 oleh Kementrian Agama Kota Palembang. Masjid Cheng Hoo Palembang sebenarnya bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang. Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jakabaring Palembang.
BACA JUGA:Ingin Diterima di PTN Impian? Tapi Tidak Lulus SNBP, Jangan Putus Harapan, Ini Jalur Alternatif
BACA JUGA:GRATIS! Program PTSL Kaur Cetak 2.450 Sertipikat Lahan, di 29 Desa, Berikut Nama Desanya
Awalnya masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Selatan, dan serta tokoh masyarakat Tionghoa di sekitar Palembang.
Masjid Cheng Hoo didirikan warga keturunan ini juga memiliki imam baru yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an yaitu, Choirul Rizal.
Selain itu, Masjid yang dibangun dengan perpaduan unsur Cina, melayu, dan nusantara ini sudah menyelesaikan beberapa bagian masjid seperti rumah imam, pagar sekeliling, dan mengaktifkan Tempat Pendidikan Al-Quran untuk anak-anak secara gratis.
Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama 2003. Modal awal pembangunan masjid itu sekitar Rp 150 juta dari hasil kumpul-kumpul PITI.