BENGKULU - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari, SH, MH menyebut, banyak faktor penyebab terjadinya stunting.
Mulai dari karena kurangnya asupan gizi, lingkungan yang kurang sehat, jarak kelahiran yang rapat hingga pernikahan dini.
BACA JUGA:2 Rumah Warga Terancam Amblas, di Mana Pemerintah dan Anggota DPRD Kaur?
"Kurangnya asupan gizi, baik itu kepada ini hamil ataupun bayi yang baru lahir memang penyebab utama terjadinya stunting. Tapi untuk diingat, kurang baiknya lingkungannya seperti sanitasi. Juga pola asuh yang salah karena belum cukup ilmu karena menikah dini. Itu bisa meningkatkan potensi terjadinya stunting," jelas Zamhari, Selasa 19 Maret 2024.
BACA JUGA:Pemda Kaur Gelar Musrenbankab, Hiftario Syahputra: RKPD 2025 Ada 5 Prioritas Akan Dijalankan
Dikatakan Zamhari, penurunan stunting tahun 2024 di Provinsi Bengkulu ditargetkan 12 persen. Meskipun secara Nasional untuk penurunan angka stunting ini ada di 14 persen. Penurunan angka stunting ini harus disikapi oleh seluruh daerah.
"Harapan di 2024 ini target minimal 14 persen secara nasional, dan Provinsi Bengkulu 12 persen," katanya.
Zamhari menyebut, di Bengkulu, tidak ada lokus tertentu atau daerah khusus percepatan penurunan stunting. Sebab, seluruh wilayah didorong untuk menurunkan stunting untuk mencapai target yang ada.
BACA JUGA:Bukan Hanya Tabut, Ini Even Nasional di Bengkulu Tahun 2024
"Tidak ada locus tertentu di Bengkulu. 10 kabupaten/kota didorong agar dapat bersama-sama mencapai target ini," pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Jika dibandingkan hasil SSGI tahun 2021. Terjadi peningkatan pravelensi stunting di lima kabupaten di Provinsi Bengkulu, salah satunya Kabupaten Kaur.
Daerah yang mengalami peningkatan dalam kasus stunting di Bengkulu itu terjadi di Kabupaten Kepahiang sebesar 24,9 persen dari sebelumnya sebesar 22,9 persen. Bengkulu Selatan meningkat menjadi 23,2 persen dari 20,8 persen.
BACA JUGA:Hari Ini 5 Desa Nasal Laksanakan Pemilihan BPD, Inilah Desa - Desanya
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara dari 20,7 persen meningkat hingga 22,8 persen. Kabupaten Mukomuko meningkat sebesar 22,3 persen dari SSGI 2021 yang sebesar 22,2 persen.
Dan mirisnya lagi, di Kabupaten Kaur meningkat dari 11,3 persen di tahun 2021 meningkat tajam hingga pada angka 12,4 persen di tahun 2022.