Kecuali Bagian Ini, Daging Ternak Kena Penyakit Ngorok Aman Dikonsumsi

Kamis 24 Oct 2024 - 19:38 WIB
Reporter : Rohidi Effendi
Editor : Daspan Haryadi

BENGKULU SELATAN (BS) - Kabar terbaru mengenai virus Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang menyerang hewan ternak di Kabupaten BS.

Masyarakat diingatkan tidak usah khawatir tentang jaminan kesehatan daging ternak yang terserang penyakit ngorok. Sebab, daging ini masih aman dikonsumsi.

Sehingga, masyarakat tidak perlu takut lagi untuk membeli daging di pasaran yang ada di BS. Sebab, meskipun daging dari ternak terpapar ngorok, tetap aman dikonsumsi.

Kadis Pertanian BS Sakimin, S.Pt membenarkan, jika masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging hewan ternak yang terpapar ngorok.

BACA JUGA:Tidak Beda Jauh Gaji PPPK Lulusan S1 dan S2, Hanya Segini Perbedaannya

BACA JUGA:14 Menteri Kabinet Merah Putih Belum Memiliki Kantor, Termasuk Menteri AHY

Mengingat, Kadis memastikan jika daging ternak terserang SE tetap aman dikonsumsi. Hal itu setelah adanya uji klinis yang dilakukan tim Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Lampung.

Kendati demikian, Sakimin mengaku masyarakat tidak dianjurkan memakan daging ternak yang sudah mati akibat SE atau tidak melalui proses penyembelihan.

Selain itu, masyarakat juga dilarang memakan bagian jeroan ternak yang terpapar SE, hal itu tidak disarankan untuk dikonsumsi.

"SE tidak menular ke manusia. Jadi selagi ternak sempat disembelih sebelum mati, maka dagingnya aman dikonsumsi," kata Kadis.

BACA JUGA:Usung Konsep Pariwisata Berbasis Lokal dan Agraris, ini Pesona Desa Wisata Sumberbulu

Sakimin melanjutkan, masyarakat juga tidak perlu khawatir jika ingin menjual daging ternak yang sudah disembelih, lantaran sudah lemah akibat paparan SE.

Selagi yang bersangkutan bisa menjamin kebersihan daging untuk dijual ke masyarakat. Maka tetap sah dan layak untuk dibeli.

Oleh karena itu, kalau ternak yang terpapar SE atau ngorok ingin disembelih, proses pembersihan daging harus benar-benar diperhatikan.

"Khusus bagian jeroan sebaiknya dikubur dalam tanah untuk menghindari paparan lebih lanjut pada ternak lainnya," jelas Sakimin.

Kategori :