BENGKULU SELATAN (BS) - Kasus penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang ternak kerbau dan sapi di BS terus terjadi.
Bahkan, dalam kurun waktu sekitar lebih kurang 2 bulan atau, dari akhir bulan Agustus hingga awal bulan Oktober 2024, tercatat sudah banyak ternak terjangkit.
Mengerikannya lagi, akibat serangan dari penyakit tersebut, tercatat sudah ada 209 ekor ternak di Kabupaten BS yang mati mendadak.
Akibat dampak virus mematikan tersebut, membuat rugi para pemilik ternak kerbau. Apalagi, penyakit tersebut menyerang kerbau dan sapi kecil maupun sudah besar.
Sebagai informasi, penyakit ngorok disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida. Bakteri ini menyerang saluran pernafasan pada ternak.
Zainal Arifin (53) salah satu peternak di Kecamatan Bunga Mas mengaku, sampai saat ini petani masih ketakutan karana ternak-ternak banyak mati mendadak.
"Kalau di wilayah Padang Nibung dan Kuripan Kecamatan Bunga Mas, sampai kini sudah 140 ekor kerbau mati. Bahkan, kerbau saya sudah 7 ekor yang mati mendadak," sebutnya.
BACA JUGA:Penyebaran Penyakit Ngorok Ternak Meluas, Ini Cara Menghindarinya
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Mulai Menyerang Ternak, Apa Kabar di Maje Terkini?
Menurut Zainal, data ini dari pemilik ternak yang menjadi korban penyakit tersebut. Sementara, dari Dinas Pertanian belum ada upaya maksimal.
Ia mengaku petugas Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewantelah turun ke lapangan dan hanya memberikan suntik vitamin.
Padahal, menurut Zainal suntik vitamin dan penyemprotan oban seadanya tidak manjur untuk mengobati penyakit yang menyerang kerbau tersebut.
"Kalau kami harapnya Dinas Pertanian melakukan vaksin kepada seluruh ternak kerbau di Bengkulu Selatan," harapnya.
Lebih lanjut Zainal, qpabila hal tersebut belum dilakukan oleh pemerintah, dirinya khawatir akan banyak kasus kerbau yang mati mendadak.
Bukan hanya di Bunga Mas, namun dapat menyebar pada ternak warga di daerah lainnya. Termasuk di beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten BS.