Selain itu, gulma juga digolongkan berdasarkan bentuk.
Ada gulma pakis, gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan gulma teki.
Sedangkan untuk cara pengendalian dikelompokkan berdasarkan tempat tumbuh.
Pengendalian gulma di area piringan agar tidak terjadi persaingan mendapatkan unsur hara dan air, serta cahaya antara gulma dan pohon sawit.
Pengendalian gulma di area piringan dilakukan melalui metode manual atau mekanik.
Yakni dengan cara mencangkul ataupun menebas minimal 1 kali setiap 8 pekan.
Kemudian pada gulma berdaun lebar, cara eliminasi dengan penyiangan hingga ke akar.
Metode ini hendaknya dilakukan 2-3 kali dalam 1 kali musim tanam.
Gulma di bagian batang kelapa sawit umumnya jenis pakis, anak kayu dan tukulan.
Gulma jenis ini harus basmi karena menyulitkan saat panen.
Selain itu, gulma pakis juga akan menjadi tempat terselipnya brondolan buah sawit.
Pengendalian gulma yang tumbuh pada area gawangan hanya pada gulma yang berbahaya.
Sedangkan gulma yang bermanfaat tetap dibiarkan tumbuh untuk menjaga keseimbangan agroekosistem tanah.
Dengan begitu mikroorganisme yang bermanfaat untuk tanaman bisa tetap ada dan berkembang.
Lalu perlu dipahami penggunaan herbisida akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tanaman sawit.
Karena tidak ada satupun herbisida yang dapat menghilangkan berbagai jenis gulma sekaligus.