SIMAK BAIK-BAIK! Dalam Pemberkasan Usulan DAK Fisik Wajib Mencantumkan Ini, Jika Tidak Usulan Otomatis Ditolak

ROHIDI/RKa SEPI : Tampak kondisi aktivitas pihak sekolah di Kantor Disdikbud BS masih sepi, Selasa 13 Februari 2024.--

BENGKULU SELATAN (BS) - Tahun ini pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek RI memastikan akan kembali menerima usulan rehab gedung sekolah yang dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pendidikan.

Oleh karena itu, pihak sekolah diminta melakukan berbagai persiapan yang matang. Utamanya mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pemberkasan usulan bantuan dana pusat tersebut.

Hal tersebut dibenarkan langsung Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) BS Novianto, S.Sos, M.Si disampaikan Fungsional Perencanaan, Pelaporan dan Evaluasi (PPE) Yen September, S.Pd.I.

BACA JUGA:Musim Hujan Waspada DBD, Begini Penjelasan Kades

Menurut Yen, salah satu poin penting yang harus diperhatikan yakni operator sekolah wajib mengetahui poin-poin penting yang harus dicantumkan dalam pemberkasan usulan DAK.

Sebab, nika operator tidak melengkapi beberapa berkas dalam usulan. Maka, sudah dapat dipastikan usulan DAK pendidikan untuk tahun 2025 mendatang secara otomatis ditolak.

BACA JUGA:SMPN 29 Kaur HUT ke-15, Ini yang Dilakukannya

Selain itu, lanjut Yen, poin penting lainnya yang harus dipenuhi yaitu data kerusakan sekolah. Kerusakan sekolah harus dilapirkan dengan bukti foto dan juga persentase nilai kerusakan sesuai fakta di lapangan.

Lalu, sekolah harus update Dapodik, mulai dari jumlah siswa, guru maupun fasilitas yang tersedia.

Ketika pangkalan Dapodik tidak terupdate, data sekolah tidak akan terbaca di sistem pusat sehingga sulit mendapatkan bantuan.

"Usulan DAK tidak hanya sebatas mengisi form usulan, tapi rentetan berkas harus dilengkapi. Khusus persentase kerusakan sekolah dan update Dapodik," jelasnya.

BACA JUGA:KABAR GEMBIRA! Program Beasiswa Berprestasi Kembali Dibuka, Ini Jadwal Pendaftaran dan Syaratnya

Masih kata Yen, kebanyakan operator hanya mengandalkan data lama dan terkesan copy paste.

Sehingga, data yang terbaca di sistem tidak akurat dengan fakta di lapangan. Seperti halnya kerusakan atap bangunan yang mencapai 80 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan