Hasil Panen Gabah Turun 100 Kaleng Tahun Ini, Ini Dia 3 Penyebabnya

Hasil Penan Gabah petani di Desa Suku Tiga Kecamatan Maje turun 100 kaleng-Sumber Foto: koranradarkaur.id-

MAJE – Musim panen padi telah dimulai di Desa Tanjung Baru Kecamatan Maje, Selasa 10 September 2024. Musim panen kali ini, berbeda dengan tahun lalu. Kali ini hasil panen padi menurun signifikan. 

Penurunan hasil produksi sebanyak 100 kaleng, dari hasil panen tahun sebelumnya. Kondisi ini disebabkan hama burung pipit, tikus dan efek kekeringan. Sehingga produktivitas padi tidak maksimal.

Tumirin (65) petani sawah di Desa Suku Tiga  mengatakan, dengan luas lahan 1/5 Ha lebih. Normalnya gabah yang dihasilkan sebanyak 200 kaleng.

Namun karena faktor kekeringan, hama burung dan tikus. Hasil produksi gabah tahun ini turun drastis menjadi 100 kaleng.

Dikatakannya, penurunan ini merupakan, kabar buruk bagi mereka. Sebab selama ini hasil panen gabah tidak pernah seanjlok sekarang.

"Seanjlok-anjloknya hasil panen gabah itu hanya 50 kaleng. Tapi ditahun ini mencapai 100 kaleng. Ini merupakan panen terburuk selama kami bersawah. Turunnya hasil panen gabah ini dikarenakan beberapa faktor pertama, hama burung dan tikus yang sulit dikendalikan. Kemudian ditambah lagi musim kemarau yang mengakibatkan lahan sawah Kekeringan. Sehingga produktivitas tumbuh padi tidak maksimal," katanya.

BACA JUGA:6 OPD di Pemkab Bengkulu Selatan Bakal Tanpa Kepala, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Pemupukan Sistem Kocor Bikin Hasil Panen Sawit Maksimal, Ini Sudah Terbukti

Lanjutnya, dalam pengendalian hama pihaknya sudah semaksimal mungkin. Dengan memasang jaring diarea padi hingga berjaga setiap hari lahan sawah.

Tapi karena jumlah hama cukup banyak, maka upaya pengendalian yang mereka lakukan. Tidak dapat mencegah serangan hama secara signifikan. 

"Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatan tanaman padi kami, dan mencegah serangan hama. Tetapi cuaca yang kurang bersahabat dan serangan hama membuat kami kesulitan. Sehingga menyebabkan hasil panen turun secara signifikan. Tentunya ini berdampak besar bagi pendapatan kami," ujarnya.

Pihaknya berharap, pemerintah dapat memberikan dukungan. Dalam hal penyuluhan dan bantuan untuk mengatasi masalah ini pada musim tanam berikutnya.

Mereka juga berharap kedepan pemerintah dapat mengingatkan upaya kolektif dalam menjaga kualitas tanah dan mengelola sumber daya air dengan bijaksana. Untuk mengurangi risiko penurunan hasil panen di masa mendatang.

"Penurunan hasil panen ini, menjadi tantangan utama kami dalam mengelola dan memastikan ketahanan pangan lokal tetap terjaga. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan lembaga terkait sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan memperbaiki situasi di masa depan," tutup dia.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan