Dampak Krisis Iklim Menakutkan, Imbauan Pemprov Harus Dijalankan

DOK/RKa PENGHIJAUAN: Penanaman pohon mangrove di daerah Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Kamis 25 April 2024.--

BENGKULU - Krisis iklim yang kini melanda membawa dampak mengerikan, kinipun nampak terjadi di Provinsi Bengkulu.

Karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengimbau melakukan penghijauan lingkungan.

Hal tersebut sebagai usaha mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu RA Denny mengungkapkan, penyempitan daratan Pulau Tikus menjadi wujud nyata dari dampak krisis iklim yang terjadi.

Diungkapkannya, jika beberapa tahun lalu luas daratan di Pulau Tikus adalah 4 Kilometer persegi (Km²). Kini menyempit menjadi hanya 0,4 Km².

BACA JUGA:Peminat Menjadi Polisi di Kaur Tingggi, Ini Buktinya

BACA JUGA:Peringati Otda, 2 Tujuan Ini PR Pemimpin

"Bayangkan seberapa parah imbas krisis iklim yang terjadi di Pulau Tikus. Ini baru imbas yang telah nampak jelas. Belum dampak yang belum terpantau. Karenanya penting melakukan tindakan untuk meminimalisir dampaknya. Salah satu dengan melakukan penghijauan," ujar RA Denny dalam kegiatan penanaman mangrove serentak se-Indonesia yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk Provinsi Bengkulu dilakukan di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Kamis 25 April 2024.

Asisten II melanjutkan, program penghijauan berperan penting mencegah krisis iklim. Pihaknya  terus mendukung berbagai upaya seluruh elemen dalam merealisasikan penghijauan.

Karenanya, kegiatan penghijauan yang baru saja dilangsungkan merupakan kolaborasi dan semangat kerja sama semua pihak.

BACA JUGA:Ada Mutasi, 6 Ketua PKK Kecamatan Dilantik

Sebagai bentuk upaya konkrit dan strategis dalam mengatasi triple planetary crisis. Yakni perubahan iklim, polusi udara, serta ancaman kehilangan keanekaragaman hayati.

"Penanaman mangrove yang baru saja dilakukan ini. Itu berguna untuk mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan," ujar Asisten II.

Dirinya berharap, kegiatan penanaman mangrove ini bukan hanya sebatas kegiatan seremonial. Namun menjadi program dalam pemulihan kualitas lingkungan hidup, serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan