Islam di Afrika Barat, Penahanan Pembauran hingga Reformasi
Penyebaran Islam di benua Afrika.-Sumber foto: radarmukomuko.disway.id-
Dari abad 8 - 13 M, hubungan antara Muslim dan penduduk Afrika Barat mulai meningkat.
Sejak saat itu, negara Muslim mulai muncul dan berkembang di Sahel. Sejak itu raja-raja Afrika mulai mengizinkan Muslim untuk berintegrasi.
Pada abad ke-11 M, dilaporkan sudah ada kerajaan Islam bernama Tekur di pertengahan lembah Senegal.
BACA JUGA:Pengangkatan Guru Honorer di Indonesia Diapresiasi Dunia, Tapi Ada Catatannya
BACA JUGA:Canggih! Ini 5 Rekomendasi Smart TV Terbaik dari Berbagai Merk
2. Tahap Pembauran
Setelah Islam berkembang pesat di sub-Sahara, penguasa Afrika mulai mengadopsi Islam. Meskipun, penduduk kerajaan itu memiliki kepercayaan dan budaya yang berbeda.
Banyak penguasa yang kemudian mencampur Islam dengan budaya dan ajaran lokal. Inilah fase yang disebut para ahli sebagai periode pencampuran.
Kekaisaran Mali (1215-1450 M) merupakan kerajaan yang mengadopsi Islam. Wilayah kekuasaannya mencapai Mali modern, Senegal, sebagian Mauritania, dan Guinea.
Menurut Hill, kekaisaran Mali merupakan negara yang terdiri atas berbagai agama dan kelompok budaya.
Kaum Muslim memiliki peranan yang penting di pengadilan sebagai pengacara dan penasihat. Sejatinya, pendiri Kerajaan Mali bernama Sunjiata Keita bukanlah seorang Muslim.
Raja Mali pertama yang masuk Islam adalah Mansa Musa (1307-1332). Ia menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Pada 1324, Raja Mali sempat menunaikan haji ke Tanah Suci.
BACA JUGA:Dalam UU ASN yang Baru, Tidak Ada PNS Pusat dan PNS Daerah, Ternyata Ini Tujuannya
3. Tahap Reformasi
Pada abad ke-19 M terjadi gerakan jihad di Afrika Barat. Inilah fase ketiga perkembangan Islam di sub-Sahara. Para pemikir, ulama, dan Muslim terpelajar mulai menyadari pentingnya melakukan reformasi.