Berusia 3 Abad, 4 Wisata Religi Ini Berikan Kesejukan Hati dan Pikiran

Masjid di Jakarta Barat yang sudah mencapai umur 3 abad. Sumber foto: tribunnews.com--

BACA JUGA:Police Go To School, Tegaskan Larangan Memakai Knalpot Brong Beserta Sanksinya

Namun menurut Adolf Heuken, seorang sejarahwan yang banyak meneliti sejarah kota Jakarta, tahun 1249 H itu berbetulan dengan 1833 atau 1834 M, dan bukan 1829 M. 

Sehingga jika tahun Hijriyah yang dijadikan pedoman, maka paling jauh masjid itu didirikan pada 1833 M.

Dari namanya, kemungkinan masjid ini semula hanyalah sebuah langgar atau musala (musholla, tempat shalat, surau), yang terletak di atas sebuah rumah penginapan di tepi Kali Angke. 

Pada abad ke 19, kali ini masih merupakan jalur pengangkutan dan perdagangan yang sibuk. 

BACA JUGA:Angka Stunting Tembus 20 Persen, BKKBN Bengkulu Akan Intervensi 97.000 KK

BACA JUGA:JAGA TRADISI! Remaja Kepahyang Bangunkan Warga Makan Sahur

Adalah Abu Bakar Shihab, seorang saudagar muslim asal Yaman, yang kemudian mendirikan tempat penginapan ini dengan langgar di bagian atasnya.

Pada November 1833 Masjid Langgar Tinggi diperbaiki oleh Syekh Sa'id Na'um (Sa'id bin Salim Na'um Basalamah), seorang saudagar kaya asal Palembang yang kemudian menjabat sebagai Kapitan Arab di wilayah Pekojan. 

Kapitan Arab ini diserahi kewenangan untuk mengurus tanah yang diwakafkan oleh Syarifah Mas'ad Barik Ba'alwi, yakni lahan tempat Masjid Langgar Tinggi berdiri dan tempat pemakaman umum di Tanah Abang (kini menjadi lokasi Rumah Susun Tanah Abang di Kebon Kacang). 

Makam Syarifah Mas'ad Barik Ba'alwi ini berada di dekat Masjid Pekojan. Setelah masa itu Masjid Langgar Tinggi mengalami beberapa kali renovasi. 

BACA JUGA:BREAKING NEWS! Longsor Tutupi Badan Jalan, Akses Manna - Pagar Alam Lumpuh, Waspada Longsor Susulan

BACA JUGA:Ringankan Beban, Baznas Salur Bantuan untuk Korban Rumah Kebakaran

Kini bagian bawah masjid tidak lagi difungsikan sebagai penginapan, melainkan sebagai kediaman pengurus masjid dan ruang toko.

Demikian pula, dengan semakin dangkalnya Kali Angke dan semakin kotor airnya, pintu ke arah sungai yang dahulu kemungkinan dipakai sebagai akses langsung pelancong sungai ke penginapan dan ke masjid, kini ditutup.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan