Islam Kental di DIY, Salah Satu Tokoh Penyebar Islam Yogyakarta Guru Adalah Jaka Tingkir
Kotagede adalah saksi sejarah penyebaran Islam di DIY Yogyakarta. Sumber gambar: enimekspress.disway.id--
Ini dibuktikan dengan beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan ini antara lain adalah Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Plaosan dan Candi Ratu Boko.
Islam mulai masuk ke wilayah Jawa sekitar abad ke-13 melalui jalur perdagangan dan dakwah.
Para pedagang dan ulama itu dari Gujarat, Persia, Arab dan Tiongkok membawa ajaran Islam ke pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, Demak, Cirebon, dan Banten.
BACA JUGA:PNS KAUR FULL SENYUM! TPP Cair, THR Segera Menyusul
BACA JUGA:KABAR BAIK! Pejabat Pemprov Bengkulu Boleh Mudik Pakai Mobil Dinas, dengan Syarat Ini
Mereka juga menikahi putri-putri lokal dan membentuk kerajaan-kerajaan Islam pertama di Jawa.
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa adalah Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo (sembilan wali).
Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya dan seni dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa.
Ia mengadaptasi beberapa tradisi lokal, seperti wayang, gamelan, tari-tarian dan tembang (lagu-lagu), dengan menambahkan unsur-unsur Islam di dalamnya.
Perkembangan Islam di Yogyakarta dimulai sekitar akhir abad ke-16 dengan berdirinya Kesultanan Mataram Islam yang berasal dari Demak.
BACA JUGA:Pedagang di Alun–Alun Dikontrol Satpol PP Kaur, Wajib Buang Sampah Sendiri
BACA JUGA:Kades Pengajuan ADD, untuk Gaji Perangkat Hadapi Lebaran
Kesultanan ini dipimpin oleh Panembahan Senopati yang berhasil mempersatukan beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Timur.
Ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Pajang ke Kotagede (sekarang bagian dari Kota Yogyakarta).
Kesultanan Mataram menjadi kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Jawa pada masa itu.