Islam Kental di DIY, Salah Satu Tokoh Penyebar Islam Yogyakarta Guru Adalah Jaka Tingkir
Kotagede adalah saksi sejarah penyebaran Islam di DIY Yogyakarta. Sumber gambar: enimekspress.disway.id--
Ia juga melanjutkan penyebaran Islam di wilayah-wilayah bawahannya dengan bantuan para ulama dan wali.
Kesultanan Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613 M-1645 M) yang berhasil menaklukkan hampir seluruh Jawa dan sebagian Sumatera.
Ia juga membangun banyak bangunan-bangunan bersejarah bernuansa Islami, seperti Masjid Agung Kotagede, Masjid Gedhe Kauman, Makam Imogiri dan Benteng Krapyak.
BACA JUGA:Gugatan Anies dan Ganjar ke MK Dikritik, Ini Kata Tim Pembela Prabowo-Gibran
BACA JUGA:PT CBS Belum Berikan Respon Somasi dari KP GMS, Ini Jadwal Pemortalan
Sultan Agung juga mencoba menyerang Batavia (Jakarta), pusat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, namun gagal.
Setelah kematian Sultan Agung, Kesultanan Mataram mengalami kemunduran akibat perang saudara dan campur tangan Belanda.
Pada tahun 1755, terjadi Perjanjian Giyanti yang memecah Kesultanan Mataram menjadi dua, Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I.
Ia membangun Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan.
Keraton Yogyakarta juga menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan kemudian Jepang.
BACA JUGA:134 Jemaah Gelombang Petama Sudah Rampung Laksanakan Suluk, Simak Jadwal Gelombang Keduanya
Pada masa kemerdekaan Indonesia, Yogyakarta menjadi salah satu daerah istimewa yang memiliki hak otonomi khusus.
Hal ini karena peran penting Yogyakarta dalam perjuangan kemerdekaan, terutama ketika ibu kota Indonesia dipindahkan ke sana pada tahun 1946 - 1949.
Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII menjadi wakil presiden dan wakil perdana menteri Indonesia pada masa itu.