Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Golkar Bengkulu Memanas, Panji Suminar: Ketua DPD Terpilih Biasanya Orang Penting

suasana DPD I Partai Golkar Provinsi Bengkulu jelang Musda, Jumat 03 Oktober 2025--

BENGKULU -  Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Bengkulu pada 5 November 2025. Kini tensi politik internal partai pohon beringin semakin memanas.

Perebutan kursi Ketua DPD I dipastikan berlangsung ketat dengan munculnya kandidat kuat yang sedang mengisi posisi penting di Provinsi Bengkulu.

Seperti Bupati Kaur Gusril Pausi, S.Sos, M.AP Anggota DPR RI Derta Rohidin, dan dua anggota DPRD Provinsi Bengkulu Sumardi dan Samsu Amanah. 

BACA JUGA:Musda XI Partai Golkar Bengkulu Dipastikan Digelar, Berikut Ini Jadwak Kegiatannya!

BACA JUGA:Musda XI Partai Golkar Provinsi Bengkulu Menunggu Penetapan Jadwal dari DPP, Samsu: Kondisi Internal Kondusif

Pengamat politik Universitas Bengkulu, Prof. Dr. Panji Suminar, MA menilai, kultur politik di tubuh Golkar selama ini cenderung mengedepankan figur yang memiliki jabatan penting untuk menduduki kursi Ketua DPD.

“Biasanya yang terpilih itu adalah orang penting. Tokoh dengan posisi eksekutif atau legislatif yang kuat. Karena dianggap mampu membawa suara partai lebih besar,” ujar Panji pada Jumat 03 Oktober 2025.

Meski begitu, Panji mengingatkan bahwa situasi politik kali ini cukup berbeda. Menurutnya, peluang juga terbuka bagi kader non-teritorial, asalkan mampu membuktikan kapasitas, kekuatan jaringan, serta dukungan finansial yang memadai.

BACA JUGA:Persiapan Musda DPD I Partai Golkar Bengkulu Matang, Hari dan Tanggal Tunggu Petunjuk DPP

BACA JUGA:Musda DPD I Golkar Bengkulu Mundur, 5 Nama Calon Ketua Menguat

“Namun tetap saja, jika Golkar ingin mempertahankan basis dan merebut kemenangan di Pemilu 2029, sangat krusial bagi partai ini untuk menempatkan figur dengan jabatan teritorial. Sebab kekuatan politik tidak semata uang, tetapi juga pengaruh nyata di daerah,” tambahnya.

Dari sejumlah nama yang masuk bursa, Panji menilai Bupati Kaur Gusril Fauzi sebagai kuda hitam. Meski belum banyak bersuara di ruang publik, Gusril diyakini punya basis jaringan yang solid di tingkat kabupaten berkat posisinya sebagai kepala daerah aktif.

“Kalau dilihat, Gusril cukup diperhitungkan. Tapi ini politik, semua bisa berubah menjelang Musda. Yang jelas, pemilik suara harus jeli, tidak hanya melihat kemampuan finansial, tetapi juga sejauh mana calon bisa menggalang dukungan politik,” katanya.

Golkar Bengkulu sendiri menghadapi tantangan besar jelang Pemilu 2029. Pada pemilu terakhir, partai beringin berhasil meraih 10 kursi DPRD Provinsi Bengkulu berkat pengaruh kuat Ketua DPD saat itu yang juga menjabat sebagai gubernur. Namun kini kondisinya jauh berbeda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan