Ritual Jamasan Pusaka di Keraton Yogyakarta pada Malam 1 Suro, Simbol Penghormatan!

Beginilah ritual jamasan pusaka di Keraton. Sumber foto: koranradarkaur.id--
KORANRADARKAUR.ID - Malam 1 Suro menjadi salah satu malam yang sangat sakral dalam budaya Jawa, terutama di lingkungan keraton.
Pada malam tersebut, tradisi jamasan pusaka kembali digelar, sebuah ritual pembersihan benda pusaka yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa sejak zaman dahulu.
Di Keraton Yogyakarta, ritual ini dilaksanakan dengan penuh kehormatan dan melibatkan berbagai simbol serta nilai spiritual yang sangat tinggi.
BACA JUGA:Kondisi Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Memprihatinkan, Benda Bersejarah Terancam Rusak
Jamasan pusaka merupakan upacara yang dilakukan untuk merawat dan membersihkan benda pusaka yang telah diwariskan turun-temurun, dengan tujuan menjaga kesaktian dan keberkahan yang dimilikinya.
Ritual ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan pusaka yang menjadi simbol kejayaan dan kehormatan keluarga kerajaan.
Di Keraton Yogyakarta, prosesi jamasan pusaka biasanya melibatkan para abdi dalem dan juru pusaka yang sudah terlatih dalam menjaga dan merawat benda pusaka dengan penuh ketelitian dan rasa hormat.
BACA JUGA:Benda Pusaka Mandau Terbang: Legenda dan Makna yang Mendalam Bagian Tradisi
Salah satu benda pusaka yang paling disorot dalam ritual ini adalah keris. Keris merupakan simbol kekuatan, kehormatan, dan kesaktian dalam budaya Jawa.
Benda pusaka ini diyakini memiliki energi gaib yang dapat memberikan perlindungan dan keberkahan bagi pemiliknya.
Dalam prosesi jamasan, keris dibersihkan dengan bahan-bahan alami yang memiliki makna khusus.
Air kembang setaman yang digunakan untuk membersihkan keris diyakini memiliki kekuatan untuk menghilangkan energi negatif yang melekat pada benda pusaka tersebut.
Selain itu, minyak wangi juga digunakan untuk memoles keris, memberikan aroma yang harum dan menyegarkan serta menjaga kesaktian dan keberkahan keris.