Melihat Ritual Pencucian Benda Pusaka Tosan Aji di Situbondo, Seperti Ini Prosesinya!

Gambaran Ritual Pencucian Benda Pusaka Tosan Aji di Situbondo.-Sumber foto : koranradarkaur.id-

Doa ini menjadi inti dari ritual karena dianggap mampu membersihkan dan memurnikan energi yang ada pada pusaka.

Setelah doa selesai, prosesi pencucian dimulai. Pusaka-pusaka yang telah dikumpulkan dibersihkan menggunakan air suci yang telah diberkahi dengan doa.

Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh ketelitian, mengingat setiap benda pusaka memiliki sejarah dan cerita yang berbeda-beda.

Pencucian dilakukan oleh juru kunci pusaka atau orang yang dipercaya untuk menjaga dan merawat benda pusaka tersebut.

Tidak sembarangan orang boleh menyentuh atau membersihkan tosan aji, karena dianggap bisa mengurangi kesakralan dan kekuatan dari benda pusaka itu.

Air yang digunakan dalam pencucian pusaka bukanlah air biasa, melainkan air yang telah melalui prosesi tertentu, seperti direndam dengan daun-daun tertentu yang memiliki khasiat khusus.

BACA JUGA:Jenis - Jenis Benda Pusaka yang Memiliki Ritual Jamasan

BACA JUGA:Proses Jamasan Keris pada Malam 1 Bulan Suro: Ritual Pembersihan Pusaka dengan Makna Spiritual Mendalam

Selain itu, dupa yang terbakar juga menjadi simbol untuk mengusir roh-roh jahat yang mungkin menempel pada benda pusaka.

Setelah proses pencucian selesai, benda pusaka akan dipajang di atas altar yang telah disiapkan.

Pemilik pusaka kemudian melakukan ritual adat lainnya, seperti penyiraman bunga, pemberian sesajen, dan doa sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan.

Seluruh rangkaian ini tidak hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai simbol menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib.

Ritual ini diakhiri dengan pembagian berkat kepada masyarakat yang hadir sebagai wujud rasa syukur dan kebersamaan.

Masyarakat pun pulang dengan membawa doa dan harapan baik, serta peningkatan spiritualitas yang diperoleh dari pengalaman mengikuti ritual yang penuh makna ini.

Tradisi pencucian tosan aji di Situbondo menjadi contoh kuat bagaimana kearifan lokal dan tradisi leluhur terus dilestarikan oleh masyarakat, serta menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual. ***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan