Pelatih Muaythai Bone Menjual Benda Pusaka untuk Biaya Atlet ke Kejurda Sulawesi Selatan

Pelatih Muaythai Bone, M. Idris Andi Palloge, menjual benda pusaka untuk biaya atlet ke Kejurda Sulawesi Selatan 2025-Sumber Foto: koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID - Pada malam yang tenang di Bone, M Idris Andi Palloge, yang lebih dikenal sebagai Lilo, memandang kawali malela yang terletak di atas meja kayu tua.
Benda pusaka ini merupakan warisan nenek moyang, menggambarkan keberanian, serta menjadi pengingat akan sejarah keluarganya yang berakar dari tradisi Bugis.
Namun, malam ini benda tersebut bukan hanya sekadar pusaka, melainkan menjadi harapan terakhir bagi tim Muaythai Bone untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) Sulawesi Selatan 2025.
Kendala finansial menjadi penghalang utama bagi tim Muaythai Bone untuk bertanding di kompetisi bergengsi tingkat provinsi ini.
Lilo menghadapi dilema yang berat. Di satu sisi, benda pusaka ini melambangkan martabat keluarga. Namun di sisi lain, masa depan atlet muda yang telah berusaha keras menjadi taruhannya.
"Tak ada pilihan lain," bisik Lilo dalam hati. Dengan hati yang berat, ia menjual kawali malela tersebut kepada seorang kolektor yang bersedia membayar Rp 1,3 juta. Uang dari penjualan ini digunakan untuk membiayai biaya pendaftaran dan kebutuhan lain selama kejuaraan.
"Saya terpaksa menjual benda pusaka ini karena tidak ada opsi lain. Jika saya tidak menjualnya, anak-anak tidak akan bisa mengikuti kompetisi," kata Lilo dengan nada penuh penyesalan.
BACA JUGA:Atlet Taekwondo Kaur Sabet 16 Medali Emas dan 6 Perak di Kejurnas IYO Palembang, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Raih Medali Kejurnas, 10 Karateka dapat Reward dari Kapolres Kaur
Dari dana yang terkumpul, Lilo hanya dapat membiayai dua atlet untuk berpartisipasi dalam Kejurda Sulsel.
Biaya pendaftaran per atlet adalah Rp 250 ribu, sedangkan untuk kontingen mencapai Rp 500 ribu, sehingga total pengeluaran diperlukan mencapai Rp 1 juta. Sisa dari dana digunakan untuk transportasi dan akomodasi.
"Kami sebenarnya mempersiapkan banyak atlet, tetapi karena keterbatasan dana, hanya dua atlet yang dapat berangkat. Ini adalah keputusan sulit, tetapi saya tidak memiliki pilihan lain," ungkap Lilo.
Permasalahan utama yang dihadapi tim Muaythai Bone adalah minimnya dukungan dari pengurus cabang olahraga setempat.
Lilo menjelaskan bahwa pengurus Muaythai Bone telah lama tidak aktif dan tidak memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan atlet.