Pelatih Muaythai Bone Menjual Benda Pusaka untuk Biaya Atlet ke Kejurda Sulawesi Selatan

Pelatih Muaythai Bone, M. Idris Andi Palloge, menjual benda pusaka untuk biaya atlet ke Kejurda Sulawesi Selatan 2025-Sumber Foto: koranradarkaur.id-

"Selama ini, kami berjuang sendiri. Pengurus hanya ada namanya, tetapi tidak pernah memberikan dukungan nyata pada tim," tambahnya.

Ketua KONI Bone, Andi Haedar, mengakui bahwa mereka belum dapat memberikan bantuan karena dana KONI belum tersedia.

"Kami belum bisa memberikan dukungan karena anggaran belum cair. Ini adalah keadaan yang sulit, dan kami memahami kesulitan yang dihadapi oleh pelatih dan atlet," jelas Haedar.

Selain itu, masalah internal di kepengurusan Muaythai Bone juga menambah beban situasi. Ketua Muaythai Bone yang sebelumnya aktif kini telah pindah tugas, menimbulkan kekosongan dalam struktur organisasi.

"Tidak ada yang mengambil alih tanggung jawab kepengurusan setelah ketua lama pergi. Ini membuat koordinasi dan pendanaan menjadi mustahil," tambah Haedar.

Meski dalam keterbatasan, semangat para atlet Muaythai Bone masih berkobar.

Lilo menekankan bahwa tujuan utama mereka bukan sekadar meraih kemenangan, tetapi menunjukkan kemampuan mereka untuk bersaing meskipun dengan kondisi yang serba kekurangan.

"Kalian hanya perlu tampil maksimal," pesan Lilo kepada dua atletnya sebelum keberangkatan. "Bukan kemenangan yang utama, tetapi bagaimana kita menunjukkan semangat meski dalam keterbatasan."

Kisah pengorbanan Lilo mencerminkan dedikasi seorang pelatih yang relah mengorbankan kehormatan keluarga demi masa depan para atlet muda.

Di tengah minimnya dukungan dan kekacauan dalam kepengurusan, semangat dan ketahanan menjadi aset utama untuk terus maju.

Perjuangan Lilo dan tim Muaythai Bone ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap pencapaian olahraga, terdapat usaha keras, pengorbanan, dan harapan yang sering kali tersembunyi.

Semoga ke depannya, perhatian pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait terhadap cabang olahraga non-unggulan seperti Muaythai bisa meningkat, sehingga para atlet dan pelatih tidak perlu lagi mengorbankan yang berharga demi mencapai impian mereka.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan