Abu Nawas Dapat 2 Gajah Usai Taklukan Panglima Kejam, Keren Banget Loh!

Kisah Abu Nawas yang cerdik! Berkat kecerdasannya, ia berhasil menaklukkan panglima kejam dan mendapat hadiah 2 ekor gajah-Sumber Foto: koranradarkaur.id-
“Belum, dan aku juga belum pernah melihatmu sebelumnya. Sepertinya kau bukan orang sini,” jawab Abu Nawas.
“Benar, aku bukan dari sini, aku adalah panglima tentara Raja Timur Lenk,” balas pria tersebut.
Kejutan melanda Abu Nawas dan penduduk kota, yang tidak menyangka pasukan Raja Timur Lenk sudah berada di dekat mereka.
Namun, Abu Nawas tetap tenang dan melanjutkan pidatonya. “Mari kita berdoa sekali lagi, kali ini untuk jenazah kita.” Panglima tentara Raja Timur Lenk merasa heran dengan pernyataan tersebut.
“Mengapa berdoa untuk jenazahmu sendiri? Orang yang mati didoakan oleh yang hidup,” katanya.
“Tuan benar, tetapi bukankah kami semua akan mati diserang pasukan tuan?
Kami tidak tahu siapa yang akan selamat untuk mendoakan kami. Jadi, selagi kami masih hidup, kami berdoa untuk jenazah kami nanti,” jawab Abu Nawas.
Panglima itu tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Abu Nawas, dan menyatakan bahwa dia dan pasukannya tidak akan menyerang Kota Baghdad, melainkan memberikan hadiah berupa seekor gajah.
Penduduk pun merasa lega dan berterima kasih kepada Abu Nawas karena telah menyelamatkan mereka. Namun, masalah baru muncul. Hadirnya gajah tersebut membuat warga resah karena gajah itu memakan banyak hasil panen. Mereka mengadu kepada Abu Nawas.
“Bagaimana ini, Abu Nawas? Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak mungkin membunuh atau menjual gajah itu, bisa-bisa panglima akan marah,” kata salah satu warga.
Semua orang mulai menyalahkan Abu Nawas dan meminta agar hadiah itu dikembalikan. “Aku setuju dengan usul kalian, tetapi dengan satu syarat, kalian semua harus menemaniku saat menghadap panglima,” ujar Abu Nawas.
Warga setuju dengan keputusan Abu Nawas. Ketika mereka tiba di tempat
panglima, terlihat ribuan pasukan berkumpul dengan ratusan tenda di lapangan. Abu Nawas sempat dicegah oleh salah satu prajurit, tetapi akhirnya diizinkan untuk menghadap panglima.
Tanpa disadari, penduduk yang mengikutinya memilih untuk melarikan diri karena takut jika usulannya membuat panglima marah.
Saat itu, panglima sedang berada dalam suasana hati yang buruk. “Apa yang kau inginkan datang kemari?” bentaknya.