Masjid Jami Pekojan, Arsitek Bangunan Cagar Budaya Arsitektur Timur Tengah

Masjid Jami Pekojan, bangunan cagar budaya dengan arsitektur Timur Tengah yang megah, ramai dikunjungi saat Ramadan-sumber foto: Koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID – Bangunan rumah ibadah di Kota Semarang makin terkenal, apa lagi kalau bukan Masjid Jami Pekojan. Karena arsitek bangunan seperti cagar budaya Timur Tengah yang indah dan menawan. Perlu diketahui, jamaah di masjid ini ramai saat bulan Ramadan penuh berkah ini.
Masjid megah di pusat kota ini merupakan tempat favorit persinggahan musafir. Karena keunikannya dengan arsitektur Timur Tengah dengan kemewahannya luar biasa.
Masjid membuat banyak orang tertarik dengan gayanya yang anggun dengan arstiketur Timur Tengah jadi tempat persinggahan musafir dan warga sering bersantai menikmati sore hari di sekitaran masjid.
Bulan Ramadan penuh rahmat bangunan rumah ibadah di pusat kota ini terus ramai hingga banyak warga berdatangan dari luar daerah karena mereka tahu bahwa masjid pasti ramai sekali.
Masjid Jami Pakojan yang banyak disinggahi para musafir membuat masjid sering ramai dan fasilitas di masjid juga lengkap sehingga dapat memberikan kenyamanan.
Kota Semarang, Jawa Tengah merupakan tempat ibadah yang sibuk dengan kegiatan di kala Ramadan 2025 ini dan bahkan banyak juga memanfaatkan buka puasa di masjid.
BACA JUGA:Masjid Al Koramah Merupakan Sarana Ibadah dengan Arsitektur Menarik, Ini Keunggulannya
Dikutip dari laman detik.com, bangunan berusia lebih dari 1 abad ini sebagai bangunan cagar budaya yang terkenal di Kota Semarang dan hingga kini bangunan elok dan megah sangat bermanfaat.
Masjid ini terletak di Jalan Petolongan I, Semarang hingga kini bertambah ramai di saat bulan Ramadan yang penuh manfaat dalam meningkatkan amal ibadah.
Ketua Takmir Masjid Jami Pekojan, Ali Baharun mengatakan, bangunan yang sudah tua ini sekitar seratusan tahun lalu yang dimanfaatkan para pedagang dari Gujarat, India, Pakistan dan lainnya untuk salat.
Bangunan gedung utama masjid masih pertahankan keasliannya seperti sejak dibangun waktu pertama kalinya, bangunan menggunakan lantai marmer, empat pilar kayu dan pintu serta mimbar dan hingga kaca patri.
Bangunan masjid hingga kini masih tetap berdiri kokoh pada bagian luarnya merupakan bangunan baru untuk bisa menampung jamaah yang lebih banyak lagi.
Bangunan pada bagian dalamnya masih tetap asli menggunakan kayu jati dan lantainya juga masih marmer dengan arsitekturnya merujuk ke Timur Tengah.