Soal Dugaan Korupsi PAD Megamall Bengkulu, Begini Pengakuan Manajemen ke Publik
GM Megamall Bengkulu angkat bicara soal dugaan korupsi Megamall Bengkulu. -Sumber foto: koranradarkaur.id-
"Waktu terjadi kebakaran, Gramedia keluar. Mereka bangun sendiri di luar Mega Mall. Waktu terjadi Covid, Giant yang keluar," katanya.
Menurut dia, kondisi sepi pengunjung di Mega Mall masih akan terjadi jika tak ada investor baru yang masuk. Padahal, minat investor di Mega Mall sendiri cukup banyak.
BACA JUGA:Meski Banyak Mobil Dinas Pejabat Nunggak Pajak, Capaian PAD di Bengkulu Selatan Tembus Rp 14 Miliar
"Yang menjadi kendala bagi investor masuk karena masih ada pedagang kaki lima di depan Mega Mall. Kami bahkan sudah hampir deal dengan Ramayana, tapi kendalanya masih ada pedagang kaki lima itu. Kami sudah berusaha menyampaikan ini ke Pemkot Bengkulu," kata Zulkifli.
Terkait proses penyelidikan oleh Kejati Bengkulu sendiri, Zulkifli menegaskan, pihaknya belum menerima surat panggilan untuk memberikan keterangan. Ia menyatakan siap datang jika memang dipanggil.
Sebelumnya, Kejati Bengkulu kini tengah menyelidiki dugaan ketidak-beresan terkait keberadaan pusat perbelanjaan modern Mega Mall Bengkulu.
Pasalnya, meski dibangun di atas lahan milik Pemkot Bengkulu, hingga kini Mega Mall tak kunjung menyumbang PAD.
BACA JUGA:Nggak Bayar Pajak Tepat Waktu, Rugi Dong! Padahal Ada Manfaatnya, Yuk Intip di Sini
Kepala Seksi Penyidik Pidana Khusus (Kasidik Pidsus) Kejati Bengkulu, Danang Prasetyo mengatakan, sejumlah orang sudah dimintai keterangan.
Mereka adalah pihak-pihak yang diketahui terkait atau mengetahui ihwal Mega Mall sejak awal berdiri.
"Kalau personnya gak mungkin kami sebut, karena ini masih penyelidikan. Tidak bisa kita publikasi," kata Danang, beberapa hari lalu.
Danang mengatakan, dari hasil penyelidikan, sejak 2004 hingga sekarang, belum ada satu rupiah pun pendapatan yang masuk ke Kas Daerah.
"Masa itu lahannya Pemkot nggak ada kontribusinya ke Pemda," kata Danang waktu itu.