Pengakuan Anak-Anak “Algojo” Pembantaian 1965-1966 di Bali, Ini Kisah Tragis yang Terungkap
Inilah pengakuan anak algojo pelaku pembantaian 1965-1966. -Sumber foto: koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID – Dalam sebuah diskusi terbuka yang digelar di Bali, beberapa anak dari pelaku pembantaian 1965-1966 mengungkapkan kisah menyedihkan terkait tragedi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia.
Mereka menceritakan bagaimana orang tua mereka terlibat dalam tindakan kekerasan yang mengakibatkan ratusan ribu jiwa melayang.
Dikutip dari BBC.com, salah satu pengakuan datang dari Sari (45) yang menyebutkan, ayahnya adalah salah satu “algojo” dalam pembantaian tersebut.
“Dulu bapak selalu bercerita, tentang bagaimana ia membunuh pentolan PKI. Lebih tragis adalah nasib adiknya, yang justru dibantai karena dianggap mendukung PKI,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sari menjelaskan, meskipun ayahnya terlibat dalam tindakan kekerasan. Namun keluarga mereka tidak merasa bangga, karena mereka hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah dan trauma.
Kisah ini juga diungkapkan oleh Rudi (50), ayahnya terlibat dalam pembunuhan. Dia tidak pernah menjelaskan mengapa hal itu dilakukan.
“Kami hanya tahu bahwa ada perpecahan besar. Banyak orang di sekitar kami saling curiga. Ayah sering menceritakan bagaimana mereka menangkap dan membunuh orang yang dianggap musuh,” katanya.
BACA JUGA:SMPN 13 Kaur Pelantikan Pengurus Baru Pramuka
Rudi mengaku, bahwa lingkungan sekitar mereka penuh dengan ketakutan. Anak-anak sering kali terpengaruh oleh sikap orang dewasa yang penuh kebencian.
Diskusi ini menjadi ruang refleksi bagi para peserta, tidak hanya untuk mendengarkan kisah dari anak-anak para pelaku, tetapi juga untuk memahami dampak yang ditinggalkan oleh tragedi tersebut.
Para peserta merasa bahwa penting untuk membuka dialog tentang masa lalu, agar generasi mendatang tidak terjebak dalam siklus kebencian yang sama.
Dari pengakuan ini, terungkap bahwa banyak dari mereka yang ingin melihat rekonsiliasi dan pemahaman atas tragedi yang terjadi.
BACA JUGA:Warga Dilarang Berburu Satwa, Ini Penjalasan Kades Muara Dua