Sering Dilintasi Dump Truck PT KGS, Rabat Desa Muara Rusak Parah
Mobil double gardan yang nyakut saat melintas di menunju permukiman warga Desa Muara Dua Kecamatan Nasal ditarik menggunakan mobil L300-Sumber Foto: REGA/RKa-
NASAL - Jalan rabat beton Desa Muara Dua Kecamatan Nasal, yang dibangun bersumberkan Dana Desa (DD) tahun 2023 rusak parah, Rabu 11 September 2024.
Lantaran tak mampu menahan berat kendaraan roda enam (dump truck) milik PT Kuala Gunung Sejahtera (KGS).
Terpantau, lebih dari satu titik kondisi jalan rabat beton hancur parah. Masalah ini sudah dilaporkan ke management perusahaan. Tapi hingga hari ini tidak ada tanggapan atau tindaklanjut dari perusahaan tersebut.
Kades Muara Dua Ansori menjelaskan, jalan rabat beton ini, menjadi salah satu akses kendaraan drum truck pengangkut sawit milik PT KGS. Karena sering dilintasi dengan beban yang besar, sehingga menyebabkan beberapa titik jalan hancur.
Karena tak mampu menahan muatan dari dump truck tersebut. Ini harus menjadi tanggungjawab pihak perusahaan karena, akses jalan ini dibangun. Bersumberkan uang negara dan untuk akses warga, bukan perusahaan.
BACA JUGA:Klaim Syarat Lengkap, Reskan-Faizal Optimis Lolos Verifikasi Calon di Pilkada Bengkulu Selatan 2024
BACA JUGA:TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966 Dicabut, Pemerintah Tegaskan Penolakan Terhadap PKI
"Sudah berulangkali saya sampaikan, kepada management, PT KGS melalui via WhatsApp. Untuk segera melakukan perbaikan jalan rabat beton yang rusak tersebut. Tapi tidak sampai sekarang belum ada tindakan dari pihak perusahaan. Padahal jalan ini rusak oleh kendaraan mereka bukan, kendaraan masyarakat," ujarnya.
Lanjutnya, dampak dari kerusakan jalan rabat beton ini. Menyulitkan kendaraan roda dua dan roda empat warga untuk melintas, karena beberapa titik kondisi jalan yang sudah hancur total.
Jika tidak menggunakan kendaraan double gardan dan sejenisnya. Maka roda empat dipastikan tidak bisa melintas, sebab bamper depan kendaraan bakal nyangkut.
Begitu juga dengan kendaraan roda dua, jika tidak menggunakan motor gigi maka akan sulit. Terutama pada bagian tebing menuju kantor desa.
"Sejak jalan rabat beton ini rusak. Kendaraan roda empat yang bukan double gardan banyak yang menyakut. Bahkan double garda masih ada yang menyakut," tegasnya.
Ansori menegakan, jika dalam beberapa minggu kedepan tidak ada tindakan dari pihak perusahaan. Maka akan diambil tindakan tegas, karena jalan ini dibangun untuk warga bukan perusahaan.
Pihak tidak mempermasalahkan, jika perusahaan ingin menggunakan akses ini. Dalam pengangkutan tanda buah segar (TBS) asalkan jalan yang rusak diperbaiki, bukan dibiarkan.